Jakarta (Antara Babel) - Peneliti Kajian Strategis Intelijen Universitas
Indonesia, Ridlwan Habib menilai masih maraknya aksi terorisme di
Indonesia disebabkan napi teroris yang dipenjara masih dapat memberi
pengaruh pada para calon teroris baru di luar penjara.
"Ternyata dari penjara, ideologi ini masih ada," kata Ridlwan Habib
dalam diskusi bertajuk Membedah Revisi Undang-undang Anti Terorisme, di
Jakarta, Sabtu.
Ia mengatakan terjadinya beberapa kasus aksi terorisme seperti pada
peristiwa Bom Thamrin, Bom Samarinda, Bom di Cicendo, Bandung, Bom
Kampung Melayu, salah satu penyebabnya adalah karena para tersangkanya
pernah menjalin kontak dengan Aman Abdurrahman, pimpinan Jamaah Ansharut
Daulah (JAD) yang mendekam di Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa
Tengah.
Pihaknya meminta Pansus DPR agar merumuskan aturan yang dapat mencegah penyebaran paham radikal di lapas.
"Apakah DPR di pasal-pasal yang sekarang bisa mematikan api ideologi ini?" katanya.
Ia pun menyebut bahwa penangkapan para terduga teroris bukan solusi untuk membungkam kejahatan terorisme.
"Justru penangkapan itu kalau dilakukan secara represif bisa memicu semangat ikhwan-ikhwan untuk balas dendam," katanya.
Pihaknya pun tidak heran jika sejumlah akun di media sosial menyebut bahwa Bom Kampung Melayu adalah rekayasa.
"Ada yang bilang ini rekayasa. Kan ini jahat banget, gila. Padahal
tiga syuhada Polri gugur dalam mengamankan pawai obor. Tapi oleh
orang-orang yang tidak bertanggung jawab disebut rekayasa," katanya.
Menurut dia, fenomena semacam ini harus dijawab dengan revisi
Undang-undang Pemberantasan Terorisme yang mampu memberikan tindakan
lebih tegas terhadap bibit-bibit terorisme.
"Ini harus dipertanyakan ke DPR, kalau tidak, akan menimbulkan
konflik pada akar rumput karena apa yang dilakukan dinilai rekayasa,"
katanya.
Pihaknya pun meminta agar pembahasan revisi undang-undang tersebut jangan dibawa ke ranah politik.
"Kami mengajak ormas Islam dan para anggota DPR mohon dikesampingkan
sebentar kepentingan politik, jangan pasal-pasal dibawa ke politik
karena arus gelombang umat Islam kuat kalau seolah-olah rancangan UU ini
disahkan maka akan kehilangan voter lalu kalah. Jangan," katanya.
(T.A064/S025)
Terorisme Marak Karena Napi Pengaruhi Calon Teroris
Sabtu, 3 Juni 2017 19:58 WIB