Muntok (Antara Babel) - Badan Pengelolaan, Pengembangan dan Pemasaran Lada Provinsi Bangka Belitung mendorong petani menerapkan pola budidaya tanaman lada ramah lingkungan untuk menjaga kualitas hasil perkebunan tersebut.
"Pola budidaya ramah lingkungan akan memberikan banyak manfaat bagi petani sekaligus menjaga kelestarian lingkungan dan sesuai dengan keinginan pasar internasional," kata petugas penyuluh dari Badan Pengelolaan, Pengembangan dan Pemasaran Lada (BP3L) Provinsi Bangka Belitung, Gunawan di Muntok, Senin.
Untuk mewujudkan pola budidaya ramah lingkungan, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi kepada petani, pelajar, mahasiswa dan kelompok masyarakat agar muncul kesadaran dan pemahaman pentingnya penerapan pola tersebut untuk menjaga kelestarian lingkungan.
"Kami juga siap diundang memberikan pelatihan budidaya lada ramah lingkungan secara gratis sebagai bentuk komitmen kami dalam menjaga kualitas lada putih Bangka yang telah memiliki merk dagang 'Muntok white pepper' di pasar internasional, " katanya.
Penerapan budidaya lada ramah lingkungan tersebut merupakan tuntutan keinginan pasar internasional dan harus mulai dilakukan untuk mendorong petani menerapkan pola itu.
Saat ini, katanya, petani yang menerapkan pola budidaya ramah lingkungan di daerah itu masih sedikit, yaitu sekitar 15 persen karena petani belum memahami budidaya ramah lingkungan dan tuntutan pasar internasional.
"Masih perlu kerja keras bersama untuk mewujudkan pola tersebut, untuk itu kami berharap adanya kerja sama dengan pemerintah memberikan sosialisasi secara berkelanjutan agar petani semakin sadar," kata dia.
Pola budidaya ramah lingkungan yang dikembangkan sesuai tuntutan pasar internasional, antara lain penggunaan pupuk organik, pemakaian junjung hidup dan pola pengelolaan lahan.
Menurut dia, kendala besar yang selalu dihadapi petani dalam budidaya lada yaitu penyakit kuning dan jamur yang sebenarnya bisa diatasi dengan penerapan pola budidaya lada ramah lingkungan.
Penyakit jamur, kata dia, bisa diantisipasi dengan mengurangi tingkat kelembaban lahan, yaitu dengan menerapkan jarak tanam ideal dua meter untuk ketinggian tanaman dua setengah meter, kalau tinggi tanaman tiga sampai empat meter jarak tanam tiga meter antartanaman.
Antisipasi terserang penyakit kuning juga bisa dilakukan dengan mencegah tumbuhnya jamur dan serangan cacing pada akar tanaman lada.
"Biasanya penyakit kuning akan menyerang pada saat musim kemarau, karena pada saat itu cacing akan banyak berkumpul di sekitar batang tanaman lada yang masih lembab," kata dia.
Pola budidaya ramah lingkungan bisa mengantiaipasi serangan tersebut, yaitu dengan cara penerapan jarak tanam yang sesuai, penyesiaan lubang tanam minimal 60x60 centimeter dan penggunaan pupuk organik.
Selain itu, penggunaan junjung hidup juga akan membantu antisipasi serangan penyakit kuning, selain bisa mengurangi resiko tanaman roboh dan memperbaiki "image" pengembangan lada ramah lingkungan.
"Jika kurang jelas, masyarakat bisa datang ke kebun percontohan BP3L Babel yang berlokasi di Desa Cambai, Bangka Tengah di lahan seluas enam hektare itu kami sudah menjalankan pola budidaya ramah lingkungan yang sesuai tuntutan pasar internasional," katanya.
BP3L Babel Dorong Budidaya Lada Ramah Lingkungan
Senin, 28 Agustus 2017 17:16 WIB
Pola budidaya ramah lingkungan akan memberikan banyak manfaat bagi petani sekaligus menjaga kelestarian lingkungan dan sesuai dengan keinginan pasar internasional,