Bogor (Antaranews Babel) - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menginginkan semua pihak yang terlibat dalam konsorsium Ketahanan Keluarga untuk memperkuat peran sekolah ibu di tengah masyarakat.
"Sekolah ibu ini sudah mulai berjalan, tetapi masih perlu penguatan di sana-sini, perlu infrastruktur, tidak hanya kuat dalam materi tapi juga eksekusi di lapangan," kata Bima dalam kegiatan "workshop" forum bersama menuju Kota Bogor Ramah Keluarga di Balai Kota, Senin.
Bima menginginkan sekolah ibu dapat berjalan dengan baik asal konsorsium menguatkan kegiatan yang sudah berjalan.
Menurut dia, sekolah ibu yang digagas Tim Penggerak PKK Kota Bogor memilki peran kuat dalam membangun ketahanan keluarga.
Kota Bogor mencanangkan diri sebagai kota ramah keluarga.
Berbicara mengenai keluarga, Bima mengaku pada era Orde Baru terlepas dari pro dan kontranya piawai dalam menyuarakan jargon tentang keluarga, seperti keluarga berencana, pembangunan manusia seutuhnya, dan empat sehat lima sempurna.
Bima mendorong agar forum ketahanan keluarga Kota Bogor memiliki sistem yang kuat sehingga apa yang menjadi target dapat diwujudkan.
Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Bogor Yane Ardian Bima Arya mengatakan bahwa sekolah ibu telah berjalan di 68 kelurahan.
"Sekolah ibu melatih ibu-ibu untuk menciptakan rumah aman dan nyaman dalam arti aman pangan, sandang, dan papan, serta nyaman berkomunikasi dengan anggota keluarga," kata Yane.
Secara teknis sekolah ibu mengajarkan sebanyak 18 modul pendidikan yang harus dilaksanakan oleh ibu-ibu yang mengikutinya di setiap kelurahan.
Yane mengungkapkan bagaimana peran sekolah ibu di tengah masyarakat. Dalam sebuah kasus di Kota Bogor, ada satu ibu yang memutuskan ingin bercerai dengan suaminya. Akan tetapi, setelah dibimbing dan diarahkan untuk mengikuti sekolah ibu, keputusan ibu tersebut dibatalkannya.
"Keluarga itu seperti baterai handphone. Ketika baterainya terisi penuh, kita percaya diri membawanya ke mana-mana. Akan tetapi, begitu baterainya lemah, perlu untuk diisi daya. Seperti itulah keluarga," kata Yane.
Pemerintah Kota Bogor bersama IPB membentuk konsorsium ketahanan keluarga dalam rangka mewujudkan Kota Bogor ramah keluarga. Konsorsium ini melihatkan unsur pemerintahan, akademisi, dan komunitas, yakni IPB dan sejumlah perguruan tinggi lainnya, dinas terkait, seperti Dinas Pendidikan, Disdukcapil, Dinas Sosial, Dinas Kesehataan, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, serta PKK.