Pangkalpinang (Antara Babel) - Stok daging ayam di pasar tradisional Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung (Babel), kurang di tengah tingginya permintaan warga menjelang Maulid Nabi Muhammad SAW.
"Untuk memenuhi permintaan daging ayam konsumen, pedagang terpaksa mendatangkan ayam petelur yang tidak betelur lagi dari Palembang, Sumatera Selatan," kata Sulaiman, pedagang ayam di Pasar Pembangunan Pangkalpinang, Senin.
Ia mengatakan, saat ini, banyak peternak ayam gulung tikar akibat tingginya biaya pemeliharaan seiring naiknya harga pakan ternak dan bibit ayam.
"Menjelang Maulid Nabi, harga ayam naik menjadi Rp40.000 per Kg dari harga sebelumnya Rp32.000 per Kg dan diperkirakan harga akan terus naik karena persediaan ayam yang kurang.
Sementara itu, harga ayam di tingkat peternak naik menjadi Rp35.000 per kilogram dari harga sebelumnya Rp28.000 per Kg.
"Saat ini, peternak yang masih bertahan hanya peternak yang memiliki modal besar sementara peternak yang memiliki modal menengah ke bawah tidak lagi beternak ayam sehingga harga ayam di tingkat peternak melambung tinggi," ujarnya.
Demikian juga, Beni, pedagang daging ayam lainnya, mengatakan, harga daging ayam naik tinggi karena pasokan ayam kurang dan permintaan konsumen meningkat.
"Saat ini, permintaan daging ayam mengalami kenaikan sekitar 60 persen jika dibandingkan permintaan sebelumnya," ujarnya.
Menurut dia, permintaan daging ayam ini meningkat karena sebagian umat Islam mengadakan beraneka tradisi keagamaan seperti sedekah ruwahan, nganggung dan lainnya menyambut hari besar keagamaan.
"Saat ini, persediaan ayam yang dimiliki tidak sebanding dengan permintaan yang tinggi, seiring stok daging ayam yang terbatas," ujarnya.