Muntok (Antaranews Babel) - Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung membantah anggapan seorang legislator di daerah itu yang mengatakan bahwa realisasi pendapatan asli daerah pada 2017 tidak mencapai target.
"Secara kinerja hingga Desember 2017 tercapai 100 persen, namun jika dilihat dari jumlah nominal memang paling kecil dibandingkan kabupaten/kota se-Babel," kata Kepala Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) Kabupaten Bangka Barat, Abimanyu di Muntok, Rabu.
Menurut dia, kecilnya pendapatan asli daerah (PAD) 2017 karena rendahya potensi yang ada di daerah itu ditambah rendahnya kesadaran wajib pajak membayar kewajibannya.
"Jika dilihat dari sisi target memang baru mencapai 95,32 persen, namun secara kinerja mencapai 100 persen dengan jumlah pendapatan yang lebih besar dibanding tahun sebelumnya," kata dia.
Abimanyu menerangkan, kecilnya PAD dibandingkan daerah lain di Babel karena potensi yang ada masih jauh di bawah daerah lain, seperti minimnya hotel, restoran dan lainnya yang menjadi penyumbang pendapatan.
"Potensi itu sangat jauh dibandingkan Kota Pangkalpinang maupun Kabupaten Bangka Tengah," katanya.
Selain potensi itu, dari sektor capaian retribusi daerah yang dikelola organisasi perangkat daerah menjadi salah satu penyumbang PAD juga mengalami penurunan.
Sampai saat ini keuangan Kabupaten Bangka Barat sangat bergantung pada pendanaan dari pemerintah pusat, antara lain dana perimbangan terdiri dari DAK dan DAU maupun sumber pendanaan yang sah lainnya, serta dana bagi hasil dari Pemprov Babel dan PAD.
Hal ini dikatakan Abimanyu menanggapi kritikan yang disampaikan anggota DPRD Kabupaten Bangka Barat, Dafitri terkait rendahnya PAD 2017 yang hanya terealisasi 95 persen dengan jumlah Rp79.696.985.365 dari target Rp83.132.535.239.
Menurut Dafitri pemerintah daerah gagal dalam capaian PAD dan kurang kreatif dan inovatif mencari pendapatan.
"Masih banyak potensi yang dimiliki daerah dan dapat dikemas untuk meningkatkan pendapatan, namun karena organisasi perangkat daerah hanya menjalankan kegiatan rutin tanpa inovasi dan kreativitas mengakibatkan kurangnya pendapatan daerah," kata dia.
Ia mengatakan, jumlah keseluruhan pendapatan asli daerah Kabupaten Bangka Barat tersebut menempati urutan keenam dari tujuh kabupaten/kota se-Babel.