Bangka Barat (Antaranews Babel) - Ribuan wisatawan dari dalam dan luar daerah memadati ritual adat "taber laot" atau upacara adat sebagai bentuk syukur atas hasil alam yang telah dinikmati selama setahun terakhir.
Kegiatan digelar di Pantai Keranji Rambat, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Minggu.
"Kami berharap upacara adat yang digelar warga Desa Rambat, Kecamatan Simpangteritip tersebut memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar," kata Wakil Bupati Bangka Barat, Markus.
Menurut dia, kegiatan tahunan yang sudah dilaksanakan secara rutin turun temurun tersebut merupakan salah aset kepariwisataan daerah yang selama ini fokus pada pengembangan wisata budaya dan sejarah.
Pemkab akan selalu mendukung upaya pelestarian budaya lokal untuk meningkatkan kesadaran warga akan jati dirinya sekaligus melengkapi khasanah budaya nasional.
"Kami akan terus berusaha menyebarluaskan promosi wisata agar budaya lokal yang ada semakin dikenal masyarakat, hingga tingkat nasional," kata dia.
Wisatawan dari berbagai daerah sejak pagi mulai memadati lokasi pantai berpasir putih bersih di Dusun Keranji, puluhan panitia dan para tetua kampung sekitar pukul 09.30 WIB semua sudah siap dan upacara adat dimulai.
Ritual diawali dengan memanjatkan doa bersama oleh dukun kampung, dilanjutkan dengan prosesi perarakan perahu berisi sejumlah sesaji menuju Pantai Keranji.
Perahu ditandu sejumlah orang berjalan kaki, setelah sampai di lokasi perahu dilepaskan dan dibiarkan dibawa arus.
Pada zaman dahulu arah laju perahu jadikan sebagai penanda pemasangan bagan untuk menangkap ikan, kalau berlayar ke arah barat berarti tahun depan para nelayan akan pasang bagan di sebelah barat.
Pelepasan perahu berisi serangkaian sesaji merupakan tradisi warga Desa Rambat yang disertai dengan pengharapan agar laut memberikan keberkahan pada tahun selanjutnya.
Direktur Lembaga Kelautan dan Perikanan Indonesia Kabupaten Bangka Barat, Suhaidir Kojek mengapresiasikan pelaksanaan ritual adat "taber laot" sebagai bentuk kecintaan warga nelayan dalam melestarikan lingkungan laut.
Menurut Suhaidir, ritual ini merupakan salah satu simbol warga, khususnya para nelayan, dalam menjaga kelestarian lingkungan laut yang selama ini telah menjadi sumber kehidupan yang cukup baik.
"Komitmen dan kesadaran menjaga kelestarian lingkungan laut tersebut patut mendapatkan apresiasi bagi seluruh pihak, untuk itu kami berharap lokasi itu tetap terjaga kelestariannya dan terbebas dari berbagai aktivitas yang bisa merusak," kata dia.