Pangkalpinang, 18/10 (ANTARA) - Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menyatakan investasi di Babel terkendala infrastruktur.
"Infrastruktur kita, terutama listrik dan pelabuhan belum memadai sehingga beberapa investor enggan menanamkan modalnya," kata Kepala BKPMD Bangka Belitung, Zakaria Umarhardi di Pangkalpinang, Kamis.
Zakaria menyebutkan keengganan investor terutama berkaitan dengan modal yang harus mereka keluarkan yang menjadi lebih besar karena harus mengupayakan listrik dan jalan masuk ke pelabuhan.
"Listrik merupakan kendala terbesar kita untuk menarik investor, meski pemerintah sudah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Air Anyir, Kecamatan Merawang, tapi itu belum kunjung dioperasikan untuk memasok energi listrik di kita," kata dia.
Sementara itu, mengenai pelabuhan, kedalaman laut untuk berlabuh kapal menjadi kendala tersendiri.
"Banyak investor mengeluh tidak bisa memasukkan dan mengeluarkan komoditas dari Pelabuhan Pangkal Balam karena kurang dalam," kata dia.
Pelabuhan Pangkal Balam berkedalaman empat hingga lima meter, hal tersebut mengakibatkan kapal-kapal yang berlabuh atau hendak angkat sauh harus bergantung pada pasang surut air laut.
"Para investor minta setidaknya Pelabuhan Pangkal Balam dibuat delapan meter kedalamannya sehingga tidak perlu menunggu pasang atau surut," kata dia.
Sebelumnya, BKPMD Babel menyatakan nilai investasi di Babel hingga triwulan ke dua mencapai Rp5,3 triliun.