PLN: listrik berdampak besar pada masyarakat pulau

Pangkalpinang (Antaranews Babel) - General Manager Perusahan Listrik Negara Wilayah Bangka Belitung Abdul Mukhlis mengatakan, tersambungnya jaringan listrik PLN di pulau-pulau kecil berdampak besar pada masyarakat dalam menekan biaya bulanan untuk energi penerangan.

"Jika sebelumnya warga dengan menggunakan genset harus mengeluarkan biaya rata-rata Rp800 ribu-Rp900 ribu setiap bulan dan itu pun hanya menyala selama lima jam dari pukul 18.00? 23.00 WIB. Namun kini, cukup membayar antara Rp200 ribu-Rp300 ribu dengan durasi nyala yang jauh lebih lama," katanya di Pangkalpinang, Minggu.

Berdasarkan keterangan dari masyarakat di Pulau Nangka, listrik PLN menimbulkan gairah dalam melakukan kegiatan.

"Dengan listrik yang ada sekarang ini, mereka jadi lebih antusias dan semangat dalam melaksanakan seluruh kegiatan dan pekerjaan," katanya.

Selain itu, selama ini nelayan kerepotan menyediakan es batu untuk kebutuhan penyimpanan ikan, karena jarak yang cukup jauh antara Tanjung Pandan dengan desa mereka.

"Kalau beli es ke Tanjung Pandan harus berangkat pagi dan kembali di sore hari. Kalau kelamaan es nya bisa mencair. Namun setelah PLN masuk, penyediaan es menjadi lebih mudah. Sekarang mereka bisa menggunakan kulkas untuk tempat cadangan penyimpanan dan pembuatan batu es. Pemerintah daerah pun akan menyediakan "cold storage" di daerah kepulauan untuk membantu nelayan mendapatkan es dengan mudah," ujarnya.

Sementara Kepala Desa Pulau Sumedang, Muchlis mengatakan sebelum PLN masuk ke desa mereka, anak-anak mengalami kesulitan untuk belajar di malam hari.

"Untuk belajar itu susah. Kadang-kadang bahkan tidak belajar. Paling-paling, ya, hanya pakai lampu kecil-kecil yang kurang terang dan `bikin` mata sakit. Sekarang sudah tenang, kami bahagia anak-anak bisa mudah belajar pada malam hari," katanya.