Kuala Kapuas, Kalteng (ANTARA Babel) - Ribuan ikan baung dan pantik ditemukan banyak mati di sungai Kapuas, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng) sehingga Badan Lingkungan Hidup (BLH) mengambil sampel air yang diduga tercemar tersebut.
"Kami akan turun mengambil sampel sekaligus menelitinya, apakah terjadi pencemaran air sungai atau tidak," ujar Kepala BLH Kabupaten Kapuas, Lemiriadi, di Kuala Kapuas, Kamis.
Ia mengatakan, untuk pengambilan sampel air akan dilakukan secara bersama dengan instansi terkait, serta petugas laboratorium BLH guna diuji di laboratorium mengetahui kandungan pencemaran yang menyebabkan matinya ribuan anak ikan di sungai Kapuas itu.
Untuk sementara kata Lampek, begitu dia lebih akrab dipanggil, mereka belum bisa memastikan penyebab sehingga anak ikan mengambang dan mati. "Setelah kita melakukan penelitian terhadap air sungai itu baru kita bisa memastikannya," tegasnya.
Ribuan anak ikan jenis pantik, baung dan ikan lainnya mati di sungai Kapuas, Kabupaten Kapuas yang belum jelas penyebabnya. Tetapi setidaknya, mengambangnya anak ikan ini memberi berkah tersendiri bagi warga masyarakat yang ada di Desa Manusup, Kecamatan Mantangai hingga ke Mandomai, Kecamatan Kapuas Barat.
Menurut Bapak Lisa, warga Desa Manusup, Kecamatan Mantangai, mengambangnya anak ikan rata-rata sebesar telunjuk tersebut, bahkan sebagian ada yang lebih besar lagi, terjadi jika air sedang surut.
Matinya ikan tersebut menimbulkan kecurigaan bagi warga di didaerah itu akibat tercemarnya air sungai yang diduga berasal dari sejumlah perusahaan perkebunan yang beroperasi di wilayah itu karena ikan banyak ditemukan mati di anak sungai yang ada di areal perusahaan sawit tersebut.
Sementara itu secara terpisah Plt Kadis Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kapuas Tangkasiang F Lambong mengatakan, terjadinya ikan mati di sungai Kapuas tersebut dimungkinkan terjadinya air kekurangan oksigen ataupun terjadinya akibat dari racun dari pembusukan kayu.
"Kayu yang mulai membusuk, lama tidak terkena pencucian air, tiba-tiba ketika hujan datang setelah bercampur dengan air dapat menjadi racun. Ini proses alami yang sering terjadi," ujarnya.
(S019)