Jakarta, (Antaranews Babel) - Indonesia dipilih oleh "Pelayan Dua Masjid Suci", yakni Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz, sebagai tamu kehormatan pada Festival Janadriyah, yang merupakan festival budaya dan warisan terbesar di Timur Tengah.
Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia Untuk Timur Tengah dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Alwi Shihab menyampaikan informasi itu pada jumpa pers bersama dengan Kementerian Garda Nasional (National Guard) Arab Saudi di Riyadh pada Ahad (16/12).
Pernyataan dari Kedutaan Besar Indonesia di Riyadh yang diterima di Jakarta, Senin menyebutkan bahwa jumpa pers tersebut juga dihadiri oleh Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel. Sementara dari pihak Arab Saudi hadir Menteri Garda Nasional Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Khalid Bin Abdulaziz Bin Ayyaf Al Muqrin.
"Sebagai tamu kehormatan, Indonesia akan menampilkan yang terbaik pada Festival Janadriyah yang berlangsung selama 21 hari. Indonesia akan menampilkan berbagai pertunjukan budaya tradisional dan film Indonesia di panggung kesenian festival. Sementara di Paviliun Indonesia, pengunjung dapat menikmati kekayaan budaya Indonesia dari berbagai provinsi serta dokumentasi hubungan bilateral Indonesia dan Arab Saudi," katanya.
Pemerintah Arab Saudi menyampaikan pujian atas kerja keras Pemerintah Indonesia, khususnya Kedutaan Besar Republik Indonesia di Riyadh dan berbagai lembaga terkait di Indonesia, yang telah mempersiapkan pertunjukan dengan baik.
"Saya sangat mengapresiasi Pemerintah Indonesia sebagai tamu kehormatan yang telah bekerja sama dengan baik dalam menyukseskan acara ini," kata Pangeran Khalid.
Alwi Shihab menjelaskan bahwa "The 33 Cultural and Heritage Festival" itu merupakan festival tahunan berskala nasional yang diselenggarakan di Desa Janadriyah, Riyadh.
Festival Janadriyah mempertemukan kekayaan dan warisan budaya Kerajaan Arab Saudi di masa lalu, serta capaian dan kemajuan saat ini.
Festival tersebut menampilkan paviliun budaya dari seluruh provinsi di Arab Saudi serta capaian kemajuan berbagai lembaga pemerintah.
Arab Saudi mengundang negara sahabat untuk berpartisipasi dalam pameran, terutama negara yang dipandang mempunyai kebudayaan yang tinggi.
"Bagi Pemerintah Indonesia, partisipasi sebagai 'Guest of Honor' adalah sebuah kebanggaan, mengingat hal ini merupakan kesempatan mahal yang ditunggu-tunggu oleh banyak negara. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan Indonesia dan Arab Saudi berada dalam masa keemasan. Dengan semangat 'Saunesia', Indonesia akan menampilkan yang terbaik," kata Duta Besar Agus Maftuh.
Saunesia adalah istilah baru dalam hubungan kedua negara, terdiri atas kata Arab Saudi dan Indonesia.
"Hal ini tidak mudah, karena kami menghadapi banyak rintangan dalam persiapannya. Namun dengan tekad dan kerja keras, persiapan dapat diselesaikan tepat pada waktunya," katanya.
Dalam jumpa pers tersebut, Dubes RI menarasikan sebuah syair yang digubah khusus tentang Festival Janadriyah.
Dia menyebut syair tersebut dengan "hiwar bainal hadharat" atau "dialogue between civilizations" yang berarti dialog antara peradaban. Syair itu mencerminkan tujuan utama dari penyelenggaraan festival itu.
Keikutsertaan Indonesia dalam festival tersebut mengusung tema "Unity in Diversity for Strengthening Moderation and Global Peace" atau Persatuan Dalam Keragaman Untuk Menguatkan Moderasi dan Perdamaian Global.
Keragaman diangkat dalam tema festival mengingat Indonesia adalah negara yang sangat majemuk dengan lebih dari 16.000 pulau, berpenduduk lebih dari 260 juta jiwa, dan menjadi rumah bagi lebih dari 300 kelompok etnik yang berbeda budaya dan ratusan bahasa daerah.
Masyarakat Indonesia juga terdiri atas beragam pemeluk agama berbeda, namun bersatu dan damai dengan nilai-nilai toleransi dan kerukunan.