Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bersama Bank Indonesia mengembangkan budidaya ternak sapi guna meningkatkan kesejahteraan anggota kelompok peternak binaan.
"Selain meningkatkan kesejahteraan anggota kelompok, kerja sama ini juga sebagai upaya pengendalian inflasi yang dipengaruhi bahan makanan, tarutama kebutuhan daging," kata Asisten Sekda Kabupaten Bangka Barat Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Rozali di Mentok, Rabu.
Menurut dia, terjadinya inflasi banyak dipengaruhi oleh faktor makanan hasil produksi usaha pertanian dan peternakan, untuk itu penguatan usaha peternakan akan terus dilakukan agar bisa membantu mengendalikan inflasi.
"Tahun ini sudah memasuki tahun ke tiga kerja sama dengan Bank Indonesia (BI) dalam program pengendalian inflasi sapi di Kabupaten Bangka Barat," katanya.
Melalui kerja sama itu, berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan inovasi dan skala usaha kelompok binaan ternak sehingga dapat meningkatkan kapasitas usahanya, seperti formulasi pakan konsentrat dan silase, pengolahan limbah, integrasi pertanian, peningkatan berat badan harian dan "calving interval".
"Pola ini kami harapkan mampu memberikan dampak signifikan dalam program pengendalian Inflasi sapi, kami juga sedang melakukan strategi perluasan dan kemitraan kepada peternak sapi se-Bangka Barat," katanya.
Pola yang dilakukan selama ini tidak terlepas dari dukungan penuh BI yang ingin ikut berperan dalam menjaga harga daging sapi di pasaran agar tetap stabil dan terkendali.
"Harga perlu dijaga kestabilannya, karena apabila harga terlalu tinggi ataupun terlalu rendah akan tidak saling menguntungkan untuk peternak dan konsumen," katanya.
Menurut Rozali, di Bangka Belitung seringkali digelar kegiatan adat dan budaya serta perayaan hari besar agama yang membutuhkan konsumsi daging sapi cukup tinggi yang akan berdampak pada meningkatnya harga di pasar.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020
"Selain meningkatkan kesejahteraan anggota kelompok, kerja sama ini juga sebagai upaya pengendalian inflasi yang dipengaruhi bahan makanan, tarutama kebutuhan daging," kata Asisten Sekda Kabupaten Bangka Barat Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Rozali di Mentok, Rabu.
Menurut dia, terjadinya inflasi banyak dipengaruhi oleh faktor makanan hasil produksi usaha pertanian dan peternakan, untuk itu penguatan usaha peternakan akan terus dilakukan agar bisa membantu mengendalikan inflasi.
"Tahun ini sudah memasuki tahun ke tiga kerja sama dengan Bank Indonesia (BI) dalam program pengendalian inflasi sapi di Kabupaten Bangka Barat," katanya.
Melalui kerja sama itu, berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan inovasi dan skala usaha kelompok binaan ternak sehingga dapat meningkatkan kapasitas usahanya, seperti formulasi pakan konsentrat dan silase, pengolahan limbah, integrasi pertanian, peningkatan berat badan harian dan "calving interval".
"Pola ini kami harapkan mampu memberikan dampak signifikan dalam program pengendalian Inflasi sapi, kami juga sedang melakukan strategi perluasan dan kemitraan kepada peternak sapi se-Bangka Barat," katanya.
Pola yang dilakukan selama ini tidak terlepas dari dukungan penuh BI yang ingin ikut berperan dalam menjaga harga daging sapi di pasaran agar tetap stabil dan terkendali.
"Harga perlu dijaga kestabilannya, karena apabila harga terlalu tinggi ataupun terlalu rendah akan tidak saling menguntungkan untuk peternak dan konsumen," katanya.
Menurut Rozali, di Bangka Belitung seringkali digelar kegiatan adat dan budaya serta perayaan hari besar agama yang membutuhkan konsumsi daging sapi cukup tinggi yang akan berdampak pada meningkatnya harga di pasar.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020