Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumatera Barat memberikan klarifikasi terkait temuan batu nisan berbentuk alat kelamin lelaki di provinsi itu yang sempat viral dan dimuat di beberapa media online lokal dan nasional belakangan ini.
Dody Chandra, Staf Kelompok Kerja Penyelamatan, Pengamanan, Zonasi BPCB Sumatera Barat di Batusangkar Rabu, mengatakan penemuan batu tersebut bukan baru ditemukan di Sumatera Barat.
Melainkan sudah ditemukan dan dilakukan penjajakan oleh tim BPCB Sumatera Barat pada Senin, 21 Agustus 2017.
Dari penelusurannya baik media online lokal dan nasional sejak 17 Januari 2021 dihebohkan oleh berita tentang nisan berbentuk alat kelamin lelaki yang ditemukan di Sumatera Barat.
Foto yang digunakan adalah foto ilustrasi yang sangat "menantang". Foto ilustrasi tersebut menggambarkan alat kelamin lelaki dengan berbagai warna mencolok sehingga terlihat sangat vulgar.
Berita yang pertama menayangkan adalah CNN Indonesia yang terbit pada Minggu, 1 Januari 2021 jam 13.33 WIB dengan judul "Riwayat Nisan Penis Warisan Masa Islam Kuno di Nusantara".
Saat dilakukan penelusuran lebih lanjut, ditemukan juga berita lain yang dimuat Insertlive.com dengan judul " "Viral penemuan nisan kuno berbentuk penis di sumatra barat".
Jika ditelusuri lebih lanjut CNN Indonesia merilis ulang sebuah berita yang pernah dimuat oleh media online Harian Haluan.com dengan judul "Batu Perkasa di Tanah Datar, Lambang Kesuburan dan Makam Kuno" yang pernah tayang pada hari Selasa, pada 22 Agustus tahun 2017.
"Kemudian berita yang ditayangkan oleh CNN Indonesia tersebut kemudian dirilis ulang dengan judul yang berbeda oleh INSERTLIVE," katanya.
Terkait banyaknya respon terhadap pemberitaan itu, Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Sumatera Barat memberikan klarifikasi terhadap berita yang membuat heboh tersebut.
Pertama, terkait penamaan, dalam dunia arkeologi tinggalan batu dalam bentuk alat kelamin disebut dengan "batu tagak" tipe phallus atau yang sekarang diistilahkan dengan batu perkasa.
Bentuk alat kelamin laki-laki (phallus) cukup banyak ditemui pada peninggalan makam-makam kuno masa Islam di Sumatera Barat. Bentuknya pada awalnya merupakan lambang atau simbol kesuburan bagi masyarakat prasejarah.
Namun pada masa Islam bentuk phallus lebih pada penanda bahwa yang dimakamkan adalah berjenis kelamin laki-laki, berbeda dengan bentuk pipih seperti pedang yang merupakan makam perempuan.
Batu itu berada di Puun, Jorong Balai Tabuah, Nagari Tanjung Sungayang Tanah Datar itu bukan dalam pengertian menhir dari budaya megalitik (masa prasejarah).
Melainkan bentuk nisan menhir yang dapat ditafsirkan sebagai tradisi megalitik atau keberlanjutan tradisi dari masa prasejarah ke masa Islam.
Kedua, perlakuan terhadap objek diduga Cagar Budaya (ODCB). Nisan ini masuk dalam kategori benda diduga cagar budaya dan perlu di tinjau.
Peninjauan ini yang dilakukan pada tahun 2017 merupakan bagian tugas dan fungsi Balai Pelestarian Cagar Budaya yaitu mengumpulkan data tinggalan yang diduga cagar budaya.
Selain itu bentuk tindakan cepat dalam rangka penyelamatan dan pengamanan objek yang masih dalam ketegori diduga cagar budaya. Karena pada prinsipnya, tindakan pelestarian terhadap cagar budaya dan yang masih diduga cagar budaya memiliki porsi yang sama dalam Undang-Undang No. 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya.
Ketiga, tidak ada yang keliru dengan panayangan ulang berita tentang "batu perkasa" tersebut, hanya saja penggunaan gambar dan pencantuman keterangan ilustrasi itulah yang berpotensi menjadi sumber distorsi.
Karena pembaca bisa beranggapan bahwa foto ilustrasi yang dipajang itulah seakan yang berada di Sumatera Barat, atau dengan kata lain bahwa foto yang bersumber dari Istockphoto tersebut adalah objek yang sedang dibicarakan.
"Apalagi Insertlive membubuhi foto ilustrasi tersebut dengan keterangan atau caption "Viral Penemuan Nisan Kuno Berbentuk Penis di Sumatra Barat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021
Dody Chandra, Staf Kelompok Kerja Penyelamatan, Pengamanan, Zonasi BPCB Sumatera Barat di Batusangkar Rabu, mengatakan penemuan batu tersebut bukan baru ditemukan di Sumatera Barat.
Melainkan sudah ditemukan dan dilakukan penjajakan oleh tim BPCB Sumatera Barat pada Senin, 21 Agustus 2017.
Dari penelusurannya baik media online lokal dan nasional sejak 17 Januari 2021 dihebohkan oleh berita tentang nisan berbentuk alat kelamin lelaki yang ditemukan di Sumatera Barat.
Foto yang digunakan adalah foto ilustrasi yang sangat "menantang". Foto ilustrasi tersebut menggambarkan alat kelamin lelaki dengan berbagai warna mencolok sehingga terlihat sangat vulgar.
Berita yang pertama menayangkan adalah CNN Indonesia yang terbit pada Minggu, 1 Januari 2021 jam 13.33 WIB dengan judul "Riwayat Nisan Penis Warisan Masa Islam Kuno di Nusantara".
Saat dilakukan penelusuran lebih lanjut, ditemukan juga berita lain yang dimuat Insertlive.com dengan judul " "Viral penemuan nisan kuno berbentuk penis di sumatra barat".
Jika ditelusuri lebih lanjut CNN Indonesia merilis ulang sebuah berita yang pernah dimuat oleh media online Harian Haluan.com dengan judul "Batu Perkasa di Tanah Datar, Lambang Kesuburan dan Makam Kuno" yang pernah tayang pada hari Selasa, pada 22 Agustus tahun 2017.
"Kemudian berita yang ditayangkan oleh CNN Indonesia tersebut kemudian dirilis ulang dengan judul yang berbeda oleh INSERTLIVE," katanya.
Terkait banyaknya respon terhadap pemberitaan itu, Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Sumatera Barat memberikan klarifikasi terhadap berita yang membuat heboh tersebut.
Pertama, terkait penamaan, dalam dunia arkeologi tinggalan batu dalam bentuk alat kelamin disebut dengan "batu tagak" tipe phallus atau yang sekarang diistilahkan dengan batu perkasa.
Bentuk alat kelamin laki-laki (phallus) cukup banyak ditemui pada peninggalan makam-makam kuno masa Islam di Sumatera Barat. Bentuknya pada awalnya merupakan lambang atau simbol kesuburan bagi masyarakat prasejarah.
Namun pada masa Islam bentuk phallus lebih pada penanda bahwa yang dimakamkan adalah berjenis kelamin laki-laki, berbeda dengan bentuk pipih seperti pedang yang merupakan makam perempuan.
Batu itu berada di Puun, Jorong Balai Tabuah, Nagari Tanjung Sungayang Tanah Datar itu bukan dalam pengertian menhir dari budaya megalitik (masa prasejarah).
Melainkan bentuk nisan menhir yang dapat ditafsirkan sebagai tradisi megalitik atau keberlanjutan tradisi dari masa prasejarah ke masa Islam.
Kedua, perlakuan terhadap objek diduga Cagar Budaya (ODCB). Nisan ini masuk dalam kategori benda diduga cagar budaya dan perlu di tinjau.
Peninjauan ini yang dilakukan pada tahun 2017 merupakan bagian tugas dan fungsi Balai Pelestarian Cagar Budaya yaitu mengumpulkan data tinggalan yang diduga cagar budaya.
Selain itu bentuk tindakan cepat dalam rangka penyelamatan dan pengamanan objek yang masih dalam ketegori diduga cagar budaya. Karena pada prinsipnya, tindakan pelestarian terhadap cagar budaya dan yang masih diduga cagar budaya memiliki porsi yang sama dalam Undang-Undang No. 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya.
Ketiga, tidak ada yang keliru dengan panayangan ulang berita tentang "batu perkasa" tersebut, hanya saja penggunaan gambar dan pencantuman keterangan ilustrasi itulah yang berpotensi menjadi sumber distorsi.
Karena pembaca bisa beranggapan bahwa foto ilustrasi yang dipajang itulah seakan yang berada di Sumatera Barat, atau dengan kata lain bahwa foto yang bersumber dari Istockphoto tersebut adalah objek yang sedang dibicarakan.
"Apalagi Insertlive membubuhi foto ilustrasi tersebut dengan keterangan atau caption "Viral Penemuan Nisan Kuno Berbentuk Penis di Sumatra Barat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021