Pemerintah Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mengembangkan "sustainable tourism" atau pariwisata berkelanjutan melalui "geopark" atau taman bumi yang ada di daerah itu.
"Maka jika telah "sustainable" akan terus berlanjut dan tidak akan mengenal jangka waktu ke depannya," kata Kepala Dinas Pariwisata Belitung, Jasagung Haryadi di Tanjung Pandan, Jumat.
Menurut dia, selama ini pariwisata Belitung hanya dikenal dengan konsep "marine based tourism" atau pariwisata berbasis bahari namun ke depannya pariwisata Belitung akan dikembangkan dengan berbasis geopark atau taman bumi.
Ia menambahkan, pariwisata berkelanjutan yang berbasis taman bumi mengedepankan tiga aspek yaitu geologi, "biodiversity" atau keanekaragaman hayati dan "bioculture" atau keanekaragaman budaya.
"Jadi salah satu atau ketiga aspek tersebut bisa untuk dikombinasikan," ujarnya.
Konsep tersebut, kata Jasagung, juga sejalan dengan keberhasilan Belitung meraih status Unesco Global Geopark (UGG) dimana pelaksanaan sidang penetapannya akan dilaksanakan pada bulan April mendatang.
"Geopark Belitung memang sudah dikenal di Indonesia sehingga PB Geoparak Belitung juga diminta untuk menjadi semacam tim konsultan bagi daerah lain bagaimana menyusun dosier sehingga bisa disetujui," katanya.
Dirinya berharap dengan konsep tersebut akan dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke daerah itu dan meningkatkan perekonomian masyarakat setelah pandemi COVID-19.
"Karena untuk tahun 2021 ini kami menargetkan kunjungan wisatawan sebanyak 250 ribu kunjungan," ujar Jasagung.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021
"Maka jika telah "sustainable" akan terus berlanjut dan tidak akan mengenal jangka waktu ke depannya," kata Kepala Dinas Pariwisata Belitung, Jasagung Haryadi di Tanjung Pandan, Jumat.
Menurut dia, selama ini pariwisata Belitung hanya dikenal dengan konsep "marine based tourism" atau pariwisata berbasis bahari namun ke depannya pariwisata Belitung akan dikembangkan dengan berbasis geopark atau taman bumi.
Ia menambahkan, pariwisata berkelanjutan yang berbasis taman bumi mengedepankan tiga aspek yaitu geologi, "biodiversity" atau keanekaragaman hayati dan "bioculture" atau keanekaragaman budaya.
"Jadi salah satu atau ketiga aspek tersebut bisa untuk dikombinasikan," ujarnya.
Konsep tersebut, kata Jasagung, juga sejalan dengan keberhasilan Belitung meraih status Unesco Global Geopark (UGG) dimana pelaksanaan sidang penetapannya akan dilaksanakan pada bulan April mendatang.
"Geopark Belitung memang sudah dikenal di Indonesia sehingga PB Geoparak Belitung juga diminta untuk menjadi semacam tim konsultan bagi daerah lain bagaimana menyusun dosier sehingga bisa disetujui," katanya.
Dirinya berharap dengan konsep tersebut akan dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke daerah itu dan meningkatkan perekonomian masyarakat setelah pandemi COVID-19.
"Karena untuk tahun 2021 ini kami menargetkan kunjungan wisatawan sebanyak 250 ribu kunjungan," ujar Jasagung.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021