Masyarakat Desa Pegantungan Kecamatan Badau Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mengeluhkan limbah debu dari aktivitas pembakaran batubara PLTU Suge yang mencemari pemukiman warga di wilayah itu.

"Debu batubara mengandung banyak zat kimia jika hal ini tidak ditindaklanjuti kami takut ke depannya merusak kesehatan dan menimbulkan banyak korban," kata salah seorang warga Desa Pegantungan, Sartodi di Tanjung Pandan, Rabu.

Menurut dia, debu dari limbah pembakaran batubara tersebut bertebangan dan menempel di rumah warga yang berada di sekitar PLTU Suge hingga fasilitas umum lainnya seperti Masjid dan sekolah.

"Jadi ketika musim kemarau atau tidak kemarau debunya tetap berterbangan dan menempel di rumah warga dan serta pemukiman umum," ujarnya.

Dirinya beserta warga lain di Desa tersebut mengkhawatirkan limbah debu dari aktivitas pembakaran batubara tersebut dapat mengganggu kesehatan masyarakat setempat.

"Pasalnya ada salah seorang warga yang rumahnya berada di dekat tikungan menuju PLTU ada seorang ibu umurnya 60 tahun mengalami gangguan kesehatan ketika diperiksa paru-parunya hitam meskipun belum tahu gejalanya dari mana tetapi patut diduga dari menghirup debu pembakaran batu bara," katanya.

Ia menambahkan, selain debu dari aktivitas pembakaran batubara di PLTU Suge masyarakat juga mengeluhkan kendaraan pengangkut batu bara yang sering melintas dengan kecepatan tinggi.

"Mungkin karena mereka (sopir) mengejar target bongkat batubara di pelabuhan jadi sopirnya sering ugal-ugalan," ujarnya.

Dengan demikian, dirinya berharap agar dermaga bongkar muat batubara tersebut dapat dipindahkan ke lokasi khusus yang berada di wilayah PLTU tersebut.

"Kami harapkan agar dermaganya dipindahkan ke lokasi belakang PLTU karena awal pembangunan tidak ada sosialisasi dan langsung berdiri padahal "master plan" awalanya di belakang PLTU tersebut," kata dia

Sementara itu, penanggung jawab operasional PLTU Suge, Prianto membantah melakukan pembiaran terhadap pencemaran debu dari aktivitas pembakaran di perusahaan tersebut.

Dikatakan dia, terjadinya fenomena alam berupa badai La Nina sehingga menyebabkan kondisi angin bertiup ke arah rumah warga.

"Debu ini sudah kami terpali dan kami siram apalagi untuk pengangkutan waktu pembongkaran batubara kami siram pakai "dump truck" termasuk mobil damkar kami gunakan untuk mengurangi debu yang berterbangan," ujarnya.

Pewarta: Apriliansyah

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021