Pangkalpinang (Antara Babel) - Perum Bulog Subdivre Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), menjamin beras untuk masyarakat miskin (raskin) yang disalurkan kepada rumah tangga sasaran bebas bahan kimia, plastik berbahan sintetis yang membahayakan kesehatan.
"Beras yang masuk ke gudang dipastikan bebas bahan kimia atau beras plastik, karena sudah melalui seleksi dan pemeriksaan secara ketat," kata Kepala Bulog Subdivre Bangka Nur Untung Wahyudi di Pangkalpinang, Kamis.
Berdasarkan SOP Bulog, kata dia, beras sebelum masuk ke gudang dilakukan pemeriksaan secara ketat, diantaranya kadar air beras, derajat sosoh, broken, campuran bahan kimianya, campuran gabah dan lainnya.
"Apabila ditemukan beras yang mengandung bahan kimia, maka dipastikan beras tersebut akan ditolak di gudang," ujarnya.
Terkait ditemukannya beras plastik di pasaran, ia mengaku, prihatin dengan peredaran bahan pangan yang membahayakan kesehatan konsumen.
"Pedagang beras sintetis ini hanya berorientasi keuntungan tanpa memikirkan dampak dari beras tersebut," ujarnya.
Untuk itu, kata dia, masyarakat diimbagu untuk lebih berhati-hati dan jeli sebelum membeli atau memasak beras tersebut.
"Masyarakat harus mampu membedakan beras asli dengan beras berbahan plastik, misalnya jika digigit beras berbahan plastik tidak patah, sementara beras asli jika digigit akan patah karena beras asli mengandung tepung," ujarnya.
Selain itu, kata dia, beras plastik ini jika dipanaskan akan meleleh, sementara beras asli dipanaskan masih utuh atau berbentuk nasi. Beras plastik ini juga lebih mengkilat dan tidak menimbulkan bau yang khas beras asli.
"Jika beras asli jika direndam maka akan tenggelam, sementara beras palsu ini akan menganpung karena berbahan plastik," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015
"Beras yang masuk ke gudang dipastikan bebas bahan kimia atau beras plastik, karena sudah melalui seleksi dan pemeriksaan secara ketat," kata Kepala Bulog Subdivre Bangka Nur Untung Wahyudi di Pangkalpinang, Kamis.
Berdasarkan SOP Bulog, kata dia, beras sebelum masuk ke gudang dilakukan pemeriksaan secara ketat, diantaranya kadar air beras, derajat sosoh, broken, campuran bahan kimianya, campuran gabah dan lainnya.
"Apabila ditemukan beras yang mengandung bahan kimia, maka dipastikan beras tersebut akan ditolak di gudang," ujarnya.
Terkait ditemukannya beras plastik di pasaran, ia mengaku, prihatin dengan peredaran bahan pangan yang membahayakan kesehatan konsumen.
"Pedagang beras sintetis ini hanya berorientasi keuntungan tanpa memikirkan dampak dari beras tersebut," ujarnya.
Untuk itu, kata dia, masyarakat diimbagu untuk lebih berhati-hati dan jeli sebelum membeli atau memasak beras tersebut.
"Masyarakat harus mampu membedakan beras asli dengan beras berbahan plastik, misalnya jika digigit beras berbahan plastik tidak patah, sementara beras asli jika digigit akan patah karena beras asli mengandung tepung," ujarnya.
Selain itu, kata dia, beras plastik ini jika dipanaskan akan meleleh, sementara beras asli dipanaskan masih utuh atau berbentuk nasi. Beras plastik ini juga lebih mengkilat dan tidak menimbulkan bau yang khas beras asli.
"Jika beras asli jika direndam maka akan tenggelam, sementara beras palsu ini akan menganpung karena berbahan plastik," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015