Sebanyak enam pecalang atau petugas pengamanan adat mengamankan pelaksanaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1944 di Desa Adat Girijati, Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kamis.
Sekretaris Desa Adat Girijati I Gusti Ngurah Oka, di Tanjung Pandan, Kamis, mengatakan enam pecalang tersebut bertugas mengamankan desa adat setempat selama berlangsung Catur Brata Penyepian.
"Mereka (pecalang) akan mengamankan secara adat selama berlangsungnya Catur Brata Penyepian," katanya lagi.
Menurut dia, selain mengerahkan pecalang, pihaknya juga berkoordinasi dengan jajaran kepolisian dan TNI di wilayah itu, guna mengamankan jalannya perayaan Nyepi.
"Kami sudah mengirimkan surat pemberitahuan kepada Polsek Sijuk terkait pengamanan. Sebelumnya jajaran Bhabinkamtibmas dan Babinsa turut mengamankan jalannya rangkaian kegiatan menyambut perayaan Nyepi," ujarnya pula.
Baca juga: Umat Hindu di Belitung jalani Catur Brata Penyepian
Baca juga: Umat Hindu di Belitung mengarak ogoh-ogoh jelang Nyepi
Ia menambahkan, umat Hindu di daerah itu menjalankan Catur Brata Penyepian berupa empat pantangan yang wajib dilaksanakan dan dipatuhi, yaitu tidak berkegiatan dan bekerja (amati karya), tidak menyalakan lampu dan api (amati geni), tidak bepergian (amati lelungan) dan tidak mengadakan hura-hura (amati lelanguan).
,
"Catur Brata Penyepian dilaksanakan mulai Kamis pukul 06:00 WIB hingga Jumat (4/3) pukul 06:00 WIB atau selama 24 jam," katanya lagi.
Menurut dia, apabila pelaksanaan "Catur Brata Penyepian" selesai, maka rangkaian selanjutnya yaitu "Ngembak Geni" yang memiliki arti dapat bebas beraktivitas kembali seperti sedia kala.
Ia berharap, melalui keheningan dan kesunyian Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1944 dapat membawa keberkahan bagi dunia serta berakhirnya pandemi COVID-19.
Kabag Ops Polres Belitung Kompol Poltak ST Purba mengatakan pihaknya menerjunkan puluhan personel guna mengamankan jalannya perayaan Nyepi, di Desa Adat Girijati, Sijuk, Belitung.
"Sejumlah personel kami kerahkan dari Polsek Sijuk guna menjaga situasi kamtibmas di sana selama berlangsungnya perayaan Nyepi," ujarnya pula.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022
Sekretaris Desa Adat Girijati I Gusti Ngurah Oka, di Tanjung Pandan, Kamis, mengatakan enam pecalang tersebut bertugas mengamankan desa adat setempat selama berlangsung Catur Brata Penyepian.
"Mereka (pecalang) akan mengamankan secara adat selama berlangsungnya Catur Brata Penyepian," katanya lagi.
Menurut dia, selain mengerahkan pecalang, pihaknya juga berkoordinasi dengan jajaran kepolisian dan TNI di wilayah itu, guna mengamankan jalannya perayaan Nyepi.
"Kami sudah mengirimkan surat pemberitahuan kepada Polsek Sijuk terkait pengamanan. Sebelumnya jajaran Bhabinkamtibmas dan Babinsa turut mengamankan jalannya rangkaian kegiatan menyambut perayaan Nyepi," ujarnya pula.
Baca juga: Umat Hindu di Belitung jalani Catur Brata Penyepian
Baca juga: Umat Hindu di Belitung mengarak ogoh-ogoh jelang Nyepi
Ia menambahkan, umat Hindu di daerah itu menjalankan Catur Brata Penyepian berupa empat pantangan yang wajib dilaksanakan dan dipatuhi, yaitu tidak berkegiatan dan bekerja (amati karya), tidak menyalakan lampu dan api (amati geni), tidak bepergian (amati lelungan) dan tidak mengadakan hura-hura (amati lelanguan).
,
"Catur Brata Penyepian dilaksanakan mulai Kamis pukul 06:00 WIB hingga Jumat (4/3) pukul 06:00 WIB atau selama 24 jam," katanya lagi.
Menurut dia, apabila pelaksanaan "Catur Brata Penyepian" selesai, maka rangkaian selanjutnya yaitu "Ngembak Geni" yang memiliki arti dapat bebas beraktivitas kembali seperti sedia kala.
Ia berharap, melalui keheningan dan kesunyian Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1944 dapat membawa keberkahan bagi dunia serta berakhirnya pandemi COVID-19.
Kabag Ops Polres Belitung Kompol Poltak ST Purba mengatakan pihaknya menerjunkan puluhan personel guna mengamankan jalannya perayaan Nyepi, di Desa Adat Girijati, Sijuk, Belitung.
"Sejumlah personel kami kerahkan dari Polsek Sijuk guna menjaga situasi kamtibmas di sana selama berlangsungnya perayaan Nyepi," ujarnya pula.
Editor : Bima Agustian
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022