Beberapa tahun terakhir, Pulau Belitung telah berhasil menjadi primadona wisata di Nusantara. Puluhan ribu pelancong berbondong-bondong menyambangi Belitung tiap tahun untuk plesir.

Keindahan alam pantai Belitung yang terdeskripsikan dengan apik dalam waralaba serial Laskar Pelangi karya Andrea Hirata, sedikit banyaknya memang menjadi "gimmick" bagi kepariwisataan daerah itu.

Meski begitu, rupanya Belitung tidak hanya menawarkan wisata alam pantai yang eksotis, kelezatan kulinernya juga diakui para wisatawan sebagai daya tarik tersendiri.

Salah satu dari sekian banyak kekayaan kuliner Belitung, yang paling diminati adalah Sop Gangan. Sop Gangan adalah menu khas Belitung yang sudah ada sejak dahulu kala.

Seorang tetua sekaligus tokoh masyarakat Belitung, Rosihan Sahip mengatakan sejak dulu masyarakat Belitung memang gemar mengkonsumsi ikan.

"Kami sangat akrab dengan kehidupan pantai, dan layaknya orang pegunungan yang menyukai lalapan, kami juga suka ikan," kata Rosihan di kediamannya di Tanjungpandan, Belitung.

    
Kaya Rempah

Rosihan mengatakan, orang Belitung memasak Sop Gangan hampir setiap hari dan dibuat dengan menggunakan rempah-rempah segar.

Rempah yang digunakan seperti kunyit, lengkuas, serai, cabe rawit, bawang merah, terasi, asam jawa, garam dan gula pasir. Selain itu, sebagai tambahan, potongan nanas muda juga ditambahkan untuk menambah selera.

Bagi yang belum pernah mencoba, Sop Gangan adalah masakan ikan dengan kuah berwarna kuning dan berbumbu pedas.

Cita rasa Sop Gangan dipercaya tergantung pada jenis ikan yang digunakan. Ikan yang paling banyak digunakan dalam masakan Gangan adalah ikan-ikan yang banyak ditemukan di Belitung seperti; Ikan Ketarap, Ikan Libam atau Baronang, Ikan Kakap Merah, dan Ikan Bulat.

Memasak Gangan haruslah pedas agar bau amis dari ikan hilang.

    
Tanjung Pendam

Mengunjungi Belitung melalui jalan darat atau laut, destinasi wisata pantai paling dekat yang dapat dicapai dari bandara atau pelabuhan adalah Pantai Tanjung Pendam.

Pantai Tanjung Pendam menawarkan aneka sarana rekreasi yang terpadu dalam satu kawasan. Di sana pengunjung dapat menikmati suasana pantai dan area bermain untuk anak-anak.

Lebih dari itu, wisatawan dapat menikmati makanan khas Belitung di sepanjang garis Pantai Tanjung Pendam tersebut. Aneka tempat makan mulai dari yang "high class" hingga lesehan ada di sana.

Semua menyajikan masakan khas Belitung seperti Sop Gangan yang terkenal sedapnya.

Salah satu pemilik kedai, Bu Pasha (53) menjelaskan Sop Gangan buatannya selalu menjadi incaran para pengunjung. Rahasianya adalah kesegaran ikan dan rempah yang dipakai.

"Sop Gangan kami dibuat dari ikan laut segar, bumbu yang sudah dihaluskan langsung dimasukkan ke rebusan potongan ikan, jadi sop tidak berminyak karena bumbu tidak ditumis," kata Bu Pasha.

Hanya dengan membayar karcis retribusi sebesar Rp2000, pengunjung dapat menikmati keindahan suasana pantai dan menikmati kuliner khas Belitung di Tanjung Pendam.

Bayangkan duduk di tepi pantai berpasir putih, memandangi matahari terbenam di sore hari. Sementara di hadapan tersaji kuah kuning Gangan yang masih mengepul dengan gurihnya ikan segar dan sepiring nasi hangat.

Rasa kuah manis, asam dan pedas akan membuat siapa saja ketagihan mencobanya.

Milik Publik

Sementara itu, Bupati Belitung, Darmansyah Husein beberapa waktu lalu mengatakan, pantai-pantai di Belitung sengaja tidak diserahkan ke pihak pengembang swasta karena merupakan milik publik.

"Tidak sedikit pengembang yang meminta pada saya untuk mengelola beberapa pantai di Belitung tapi saya menolak karena pantai tersebut milik masyarakat baik warga Belitung sendiri atau wisatawan yang datang berkunjung," kata dia.

Bupati Darmansyah menegaskan, dirinya tidak ingin akses ke pantai tertutup karena pengembang.

"Saya tidak akan mengijinkan pantai jadi private area, semua harus terbuka untuk publik," kata dia.

Oleh sebab itu, jika berkunjung ke Belitung, pantai-pantai masih tampak asri dan alami karena dikelola oleh Pemerintah Kabupaten.

Beberapa telah dikembangkan sebagai pusat rekreasi seperti Tanjung Pendam dan Tanjung Kelayang, beberapa masih dalam proses pembangunan.

Bahkan, direncanakan, Belitung sedang membangun koridor wisata yang melalui pantai-pantai terindah di Belitung seperti Tanjung Pendam, Tanjung Kelayang, dan Tanjung Tinggi.

Bupati juga merencanakan akan menyediakan shuttle bus gratis bagi wisatawan yang berkunjung ke Belitung.

"Untuk mendukung pembangunan koridor pariwisata Belitung, nantinya akan disediakan shuttle bus yang melayani jalur dari Tanjungpandan hingga Desa Sungai Padang, Kecamatan Sijuk, apalagi nanti di lokasi itu akan dibangun Museum Nasional Maritim primadona wisata," kata Bupati Darmansyah.

Sementara itu,  Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Bangka Belitung, Yan Megawandi menyarankan agar pembangunan shuttle bus benar-benar dipikirkan dengan matang termasuk jumlah armada bus dan kesiapan infrastrukturnya.

"Mengenai jumlah armada juga harus dipikirkan karena kita tetap harus membayar biaya operasional bus, baik ada atau pun tidak penumpang," kata Yan Megawandi.

Meski demikian, Yan menyambut baik rencana Bupati Darmansyah karena menurut dia, pengadaan shuttle bus merupakan salah satu cara mengedukasi masyarakat mengenai kedisiplinan.

"Dengan adanya shuttle bus, masyarakat akan teredukasi dalam melakukan manajemen waktu, mereka akan jadi disiplin karena harus mematuhi waktu keberangkatan bus," kata dia.

Orientasi waktu dan kedisiplinan, kata Yan, merupakan salah satu modal untuk menjadi masyarakat wisata yang baik.

Pewarta: Oleh: Ida Nurcahyani

Editor : Ida


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2012