Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencatat data akhir kasus stunting atau kekurangan gizi kronis di daerah itu mencapai 426 balita usia nol sampai 59 bulan.

"Berdasarkan data akhir tercatat sebanyak 426 balita di ketahui mengalami kekurangan gizi kronis tersebar di sejumlah wilayah desa," kata Kepala Seksi Gizi Sub koordinator Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Desi Yanti di Sungailiat, Senin.

Dikatakan, kasus stunting yang terdata terakhir tersebut angkanya menurun dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 452 anak, bahkan terhitung dari tahun 2013 hingga sekarang progres penurunan kasus cukup signifikan.

Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskendes) tahun 2013 sampai tahun 2021 terjadi penurunan prevalensi stunting pada balita dari 32,27 persen turun hingga menjadi 1,68 persen pada tahun 2021.

Ratusan kasus stunting di Kabupaten Bangka terdapat di tiga kecamatan atau di 11 desa yakni Desa Kota Kapur, Penagan, Rukam, Riding Panjang, Menduk, Air Duren, Cengkong Abang, Desa Saing, Neknang, Maras Senang dan Desa Gunung Muda.

Stunting merupakan kekurangan gizi kronis sejak masa kehamilan sampai balita usia dua tahun yang ditandai tubuh anak lebih pendek dibandingkan anak seusia nya.

Pencegahan dan penanganan kasus stunting harus dilakukan terpadu seperti edukasi kesehatan reproduksi dan gizi bagi remaja, edukasi tentang persalinan begitu pula edukasi inisiasi menyusui dini.

Pola hidup sehat dan pemberian imunisasi penting juga dilakukan agar balita tumbuh sehat dan cerdas.

Sementara Bupati Bangka Mulkan sebelumnya mengatakan, pihaknya telah membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) sebagai komitmen dalam menyelesaikan permasalahan kasus kekerdilan.

"TPPS yang di ketuai wakil bupati bertugas berkoordinasi dan bersinergi dengan berbagai pihak termasuk melakukan evaluasi penyelenggaraan percepatan penurunan stunting secara efektif," ujarnya.

 

Pewarta: Kasmono

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022