Muhammad Rafif Izzuddin Arkan, seorang mahasiswa Program Studi (Prodi) Sastra Inggris (Sasing) Universitas Bangka Belitung (UBB) yang lahir 19 tahun lalu di Kota Pangkalpinang, tidak menyangka dirinya akan berangkat ke Jerman pada diakhiri bulan Agustus ini.

Berangkatnya lelaki yang sering di panggil Rafif itu ke Jerman, karena mendapatkan kesempatan dari adanya implementasi Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) dari Kemendikbudristek, yaitu Indonesia International Student Mobility Awards (IISMA). 

Program IISMA bertujuan untuk memberikan hak dan kesempatan bagi mahasiswa Indonesia mengembangkan kompetensi dan pengetahuan, serta memberikan pengalaman studi di perguruan tinggi luar negeri. 

Dalam program IISMA ini, mahasiswa dapat menempuh pembelajaran di perguruan tinggi di luar negeri yang menjadi mitra Kemendikbudristek RI selama satu semester yang dapat disetarakan hingga 20 sks. 

Afif mengungkapkan, alasannya memilih program IISMA karena program tersebut merupakan salah satu program MBKM yang terbuka yang bisa diakses di semester 4. Selain itu, pihaknya juga ingin memanfaatkan ilmu Bahasa Inggris yang sudah dipelajari selama ini.

"Tentunya ini merupakan suatu program yang bagus bagi mahasiswa seperti saya dalam menerapkan keilmuan yang sudah saya peroleh selama menempuh pendidikan di UBB," kata Afif.

Menurut Afif, Jerman menjadi tujuannya ialah karena tertarik untuk mempelajari sejarah dan budaya di negara tersebut.

"Setiap peserta IISMA wajib memilih 2 negara tujuan dan akan dipilihkan salah satu oleh panitia jika lolos seleksi. Saya memilih Jerman sebagai salah satunya dikarenakan program belajar yang mereka tawarkan berkaitan erat dengan sejarah dan budaya sehingga saya dengan senang hati mengambilnya," ujarnya.
 
Afif Saat di undang dalam acara Podcast UBB Bekisah juga menuturkan, dalam mengikuti program IISMA ini tentunya ada proses seleksi yang harus di ikuti oleh setiap mahasiswa untuk dapat berangkat ke negara pilihannya.

"Proses pendaftaran dilakukan pertama oleh seleksi tingkat kampus yang diselenggarakan oleh BAKK dan UPT Bahasa Universitas Bangka Belitung melalui tes TOEFL. Sedangkan dua seleksi selanjutnya dilakukan oleh panitia IISMA yaitu seleksi dokumen dan yang terakhir seleksi wawancara," katanya.

Dirinya berharap setelah mengikuti program MBKM ini, ilmu yang didapatkan disana dapat diterapkan di Indonesia, terutama Bangka Belitung. Selain itu, Afif juga memberikan tips kepada teman mahasiswa jika ingin mengikuti program ini.

"Tips yang saya bisa berikan adalah untuk mempersiapkan mental dan fisik untuk melakukan administrasi yang berbelit-belit dan panjang," tutupnya.

Pewarta: Elza Elvia

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022