Ratusan mahasiswa Universitas Bangka Belitung (UBB) kembali mengikuti kuliah umum bertema "Indonesia dan Dinamika Dunia", yang di gelar oleh Kementerian Luar Negeri dan sebagai bentuk hari jadinya yang ke-77.

Dalam kegiatan yang dilakukan serentak di seluruh Indonesia tersebut, kuliah umum ini di buka langsung oleh Menteri Luar Negeri Indonesia, H.E Retno Marsudi dan sebagai narasumber dalam kuliah umum ialah H.E Foster Gultom yang merupakan Duta Besar Nur Sultan (2012-2017).

Foster mengakui dirinya sangat bangga dengan terselenggaranya acara ini. Terlebih lagi, sebagai kegiatan yang dilakukan serempak di seluruh Indonesia dan di hadiri oleh sivitas akademika, hingga dapat saling berinteraksi dan berbagi keilmuan.

"Saya sangat bangga berinteraksi dan bertemu dengan mahasiswa serta sivitas akademika yang ada di Babel ini. Program yang sangat spesial ini baru pertama kalinya digelar oleh kementerian dalam negeri secara serempak di seluruh Indonesia. Terselengaranya acara ini semacam desiminasi sosialisasi mengenai capaian-capaian politik terutama di era pandemi," kata Foster, di Pangkalpinang, Jumat.

Foster mengatakan, dalam interaksi dengan mahasiswa yang ada di UBB, banyak dapat masukan dari kalangan bawah ialah bagaimana mereka dapat berkontribusi untuk ikut dalam bagian diplomasi.

Terlebih lagi dalam pelaksanaan hubungan luar negeri dikenal juga partisipasi non-state actor yang menjadi salah satu faktor untuk memberikan masukan bagi perkembangan diplomasi. Kita juga perlu menumbuhkan karakter para akademisi untuk mengenal suatu keberagaman yang kompleks dan meningkatkan mentalitas mereka.

"Selain itu, dari bawah kita juga belajar keberagaman dan menjadi acuan bagi negara lain, karena Indonesia bisa utuh sampai sekarang ini walaupun terdiri berbagai rintangan dari awal kemerdekaan, karena kita ada satu falsafah yang di gali dari nilai budaya bangsa kita yang tertuang dalam Pancasila," ujarnya.

Sementara itu, Rektor UBB, Ibrahim menyebutkan dalam sambutannya, tentunya UBB berharap dalam mendapatkan pencerahan dari adanya kuliah umum ini, mahasiswa mengetahui politik luar negeri dapat berjalan dan dinamika serta tatanan yang cepat berubah.

"Globalisasi merupakan isu lama yang terdiri dari berbagai persepsi yang berbeda, kemudian muncul istilah globalisasi, serta adanya slowgolisasi. Hal itu, karena adanya pandemi covid yang telah merubah tatanan menjadi agak lambat," ujarnya.

Ketika berbicara mengenai narasi kuasa, narasi agresi dan narasi dominasi itu tidak hilang walaupun adanya perubahan di kondisi pandemi tadi. Hal itu dapat kita lihat Ketika adanya peperangan yang terdapat kutub-kutub kekuasaan atas nama perbedaan.

Menurut Ibrahim, tantangan kita sekarang ini adalah bagaimana kita dapat masuk dalam sebuah dunia dan kita dapat mengambil keuntungan secara bersama-sama di sana. Memang kita semua berbeda, tetapi dari perbedaan itulah yang justru kita dapat merajut kebersamaan.

"Perbedaan bukanlah suatu yang harus dijadikan sebagai bentuk perpecahan dan menjadikannya saling bermusuhan, tetapi dari perbedaan itulah membuat kita semakin bersatu dan berdiri di atas keanekaragaman," tambahnya.

Sedangkan salah satu peserta menjelaskan, terselenggaranya acara ini menjadikan dirinya mendapat banyak ilmu baru, terutama berhubungan dengan politik luar negeri dan hal berhubungan dengan urusan diplomasi.

"Alhamdulillah, dengan adanya kuliah umum ini banyak sekali manfaat yang dapat saya rasakan, terutama dapat mengetahui urusan-urusan diplomasi dan tantangan kita kedepannya," ujarnya.

Pewarta: Elza Elvia

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022