Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan selamat Hari Lahir (Harlah) satu abad Nahdlatul Ulama (NU) dan menyebut kedua organisasi Islam itu menjadi jalan tengah integrasi keumatan dan kebangsaan.
"Keduanya menjadi kekuatan penjaga bandul keseimbangan dan jalan tengah dalam proses integrasi keumatan dan kebangsaan secara harmoni, damai, dan konstruktif dalam kehidupan keindonesiaan yang Bhinneka Tunggal Ika," ujar Haedar dalam pesan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.
Haedar mengatakan Muhammadiyah dan NU merupakan pilar strategis Islam Indonesia yang memiliki kekhasan masing-masing. Keduanya, kata dia, memahat pandangan dan praktek keagamaan yang kokoh, moderat, dan berorientasi Islam rahmatan Lil-alamin.
"Menjadikan Islam sebagai ajaran kebaikan serba utama bagi sesama kaum muslimin, sekaligus bagi seluruh umat manusia dan semesta alam," kata dia.
Baca juga: Kapolri mengharapkan NU terus istiqomah di jalan dakwah
Terkait dengan tema Harlah Satu Abad NU "Mendigdayakan Nahdlatul Ulama Menjemput Abad Kedua Menuju Kebangkitan Baru," Haedar berharap NU menjadi ormas Islam Indonesia yang bangkit dan digdaya.
"Ibarat kesaktian atau kedigdayaan para pendekar bukan hanya pada kekuatan ragawi, tetapi juga rohani dalam wujud keluhuran batin, welas asih, kebijaksanaan, membela yang terzalimi, serta tegak lurus di atas kebenaran dan kebaikan yang utama." ujarnya.
Baca juga: Satu Abad NU jadi momen warga Nahdliyin berlomba raih prestasi
Haedar juga berharap dalam usia satu abad ini, NU semakin digdaya untuk peran kebangsaan dan kemanusiaan semesta yang berwawasan persaudaraan dan kerahmatan multi-ranah.
Menurutnya, NU dengan semangat merawat tradisi dan Muhammadiyah dengan orientasi reformasi budaya, bisa bersinergi dan menjelma menjadi penjaga bangunan ke-Indonesia-an yang mengintegrasikan agama, Pancasila, dan kebudayaan luhur bangsa sebagai nilai utama dalam perikehidupan berbangsa dan bernegara.
"Selamat Satu Abad NU, semoga Allah melimpahkan rahmat, berkah, dan karunia-Nya," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023
"Keduanya menjadi kekuatan penjaga bandul keseimbangan dan jalan tengah dalam proses integrasi keumatan dan kebangsaan secara harmoni, damai, dan konstruktif dalam kehidupan keindonesiaan yang Bhinneka Tunggal Ika," ujar Haedar dalam pesan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.
Haedar mengatakan Muhammadiyah dan NU merupakan pilar strategis Islam Indonesia yang memiliki kekhasan masing-masing. Keduanya, kata dia, memahat pandangan dan praktek keagamaan yang kokoh, moderat, dan berorientasi Islam rahmatan Lil-alamin.
"Menjadikan Islam sebagai ajaran kebaikan serba utama bagi sesama kaum muslimin, sekaligus bagi seluruh umat manusia dan semesta alam," kata dia.
Baca juga: Kapolri mengharapkan NU terus istiqomah di jalan dakwah
Terkait dengan tema Harlah Satu Abad NU "Mendigdayakan Nahdlatul Ulama Menjemput Abad Kedua Menuju Kebangkitan Baru," Haedar berharap NU menjadi ormas Islam Indonesia yang bangkit dan digdaya.
"Ibarat kesaktian atau kedigdayaan para pendekar bukan hanya pada kekuatan ragawi, tetapi juga rohani dalam wujud keluhuran batin, welas asih, kebijaksanaan, membela yang terzalimi, serta tegak lurus di atas kebenaran dan kebaikan yang utama." ujarnya.
Baca juga: Satu Abad NU jadi momen warga Nahdliyin berlomba raih prestasi
Haedar juga berharap dalam usia satu abad ini, NU semakin digdaya untuk peran kebangsaan dan kemanusiaan semesta yang berwawasan persaudaraan dan kerahmatan multi-ranah.
Menurutnya, NU dengan semangat merawat tradisi dan Muhammadiyah dengan orientasi reformasi budaya, bisa bersinergi dan menjelma menjadi penjaga bangunan ke-Indonesia-an yang mengintegrasikan agama, Pancasila, dan kebudayaan luhur bangsa sebagai nilai utama dalam perikehidupan berbangsa dan bernegara.
"Selamat Satu Abad NU, semoga Allah melimpahkan rahmat, berkah, dan karunia-Nya," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023