Bengkulu (Antaranews Babel) - Di hadapan Presiden Joko Widodo, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir meminta peserta Tanwir Muhammadiyah tidak mengangkat satu atau dua jari saat berfoto bersama.
"Khusus peserta tanwir selamat bermusyawarah dengan spirit ukhuwah, cerdas, dan produktif. Jalani persidangan dengan suasana gembira dan bahagia. Di tanwir yang mencerahkan ini, bila ingin berfoto bersama, beraksilah dengan riang gembira, tak perlu sambil mengangkat tangan satu atau dua," kata Haedar Nashir dalam sambutannya pada Pembukaan Tanwir Muhammadiyah di Halaman Rumah Dinas Gubernur Bengkulu, Jumat.
Pada pembukaan tanwir bertema "Beragama yang Mencerahkan" yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut, Haedar mengatakan berfoto dengan aksi jari bisa mengundang "diskriminasi".
"Kasihanilah nasib sembilan atau delapan jari lain yang sama-sama ciptaan Tuhan. Jangan sampai kedelapan atau kesembilan jari itu meminta pertanggungjawaban karena merasa terdiskriminasi," katanya pada akhir sambutan.
"Dianjurkan bersidanglah dengan tersenyum sebagaimana saat ini sedang dipraktilkan oleh anggota PP Muhammadiyah untuk belajar tersenyum 20 kali per-20 detik, sehingga selama tiga hari tanwir dapat tersenyum sebanyak 60 kali berdurasi 1.200 detik atau setara 20 menit," kata ia menambahkan.
Tersenyum, kata dia, membuat raut muka cerah sekaligus bershadaqah sebagaimana anjuran Nabi Muhammad SAW.
"Dengan tersenyum insyaAllah segenap anggota dan peserta tanwir akan memancarkan wajah-wajah ceria sebagai wujud bermusyawarah yang mencerahkan, sehingga dapat dihasilkan keputusan yang menggembirakan dan membahagiakan umat dan bangsa," katanya.
Sementara Presiden Jokowi mengatakan bahwa rakyat Indonesia berterima kasih atas amal usaha Muhammadiyah.
"Kita rakyat Indonesia sangat berterimakasih kepada Muhammadiyah yang berjuang untuk kemerdekaan negara ini dan meneguhkan Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Muhamadiyah juga melahirkan banyak pahlawan nasional, Kiai Ahmad Dahlan, Nyai Walidah Ahmad Dahlan, Kasman Singodimejo, dan lain-lain. Rakyat Indonesia juga berterima kasih atas amal usaha Muhamadiyah," kata Presiden.
Dalam kunjungan kerjanya ke Bengkulu, Presiden didampingi sejumlah menteri dan pejabat termasuk Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.