Bupati Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Sukirman mengatakan tradisi pesta adat yang digelar di sebagian besar desa di daerah itu memiliki nilai penting dalam membangun kebersamaan warga yang akan sangat berguna untuk mendukung pembangunan masyarakat dan daerah.

"Tradisi pesta adat yang selama ini tetap dipertahankan warga di kampung-kampung memiliki banyak nilai positif, terutama dalam menjaga semangat gotong royong, kebersamaan dan sikap saling menghargai antarwarga," katanya di Mentok, Selasa.

Untuk menjaga nilai-nilai tersebut, ia berharap seluruh warga ikut bekerja sama dalam upaya pelestarian budaya dan mengembangkannya agar bisa diwariskan kepada generasi penerus.

Di Kabupaten Bangka Barat sebagian besar desa memiliki pesta adat yang digelar rutin setiap tahun sekali sebagai salah satu bentuk menjaga, melestarikan dan mengembangkan kebiasaan yang sudah turun temurun yang dilakukan warga dari beberapa generasi sebelumnya.

"Pemkab selalu berupaya memfasilitasi agar tradisi pesta adat di desa-desa bisa terlaksana, terakhir kita gelar Pesta Adat Suku Ketapik di Desa Kacung yang berlangsung cukup semarak," katanya

Pesta Adat Desa Kacung diawali dengan tari sambut dan penampilan pencak silat yang diiringi tabuhan gendang dan gong yang dilanjutkan dengan pawai keliling kampung mengarak enam anak dari desa tersebut yang telah mampu mengkhatamkan Al Quran.
Bupati Bangka Barat, Provinsi Babel, Sukirman dinaikkan sepeda berhias untuk diarak keliling kampung pada Pesta Adat Suku Ketapik Desa Kacung, Selasa (11/7/2023). (FOTO ANTARA/HO-Diskominfo Bangka Barat)

Sebagai bentuk kegembiraan dan rasa hormat terhadap pemimpin negeri, pada prosesi tersebut Bupati  juga ikut diarak menaiki sepeda berhias bahan kayu dan rotan, yang telah dirancang dalam berbagai bentuk hasil karya warga setempat.

Arak-arakan dimulai dari rumah adat Desa Kacung mengelilingi kampung dan berakhir di Masjid Desa Kacung.

Sepanjang jalan, Bupati  beserta rombongan tamu kehormatan dan nak-anak yang telah khatam Al Quran disambut penuh sukacita oleh masyarakat sekitar yang sesekali melemparkan beras kunyit, prosesi lempar beras kunyit ini merupakan bentuk kebiasaan yang dilakukan warga desa sebagai simbol ungkapan selamat datang kepada petinggi negeri, sekaligus wujud syukur kepada peserta khataman Al-Quran dan memiliki harapan agar terhindar dari marabahaya.

"Kegiatan pesta adat dengan berbagai dan keanekaragaman seni budaya, seperti kesenian dambus dan pencak silat ini perlu terus digelar untuk pengembangan dan melestarikan budaya," kata Sukirman.

Kepala Desa Kacung Dimas Darmawangsa mengharapkan dengan adanya kegiatan ini, tali silaturahim antarwarga selalu terjaga.

"Ini salah satu bentuk tradisi kita menjaga kebersamaan seluruh warga desa, kami akan terus berupaya agar bisa terus dilestarikan dan dikembangkan untuk mendukung kepariwisataan Bangka Barat," katanya.

Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023