Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menggencarkan program pencegahan kekerasan terhadap anak lintas daerah kabupaten dan kota, sebagai langkah melindungi tumbuh kembang dan hak anak di daerah itu.

"Saya mengajak semua pihak untuk berpartisipasi dalam stop kekerasan pada anak," kata Penjabat Gubernur Kepulauan Babel Suganda Pandapotan Pasaribu saat menghadiri kegiatan pencegahan kekerasan terhadap anak di Pangkalpinang, Rabu.

Ia mengatakan jumlah kasus kekerasan terhadap anak selama 2022 sebanyak 130 kasus dan kekerasan terhadap anak selama semester 1 Tahun 2023 sebanyak 75 kasus tersebar di Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka, Bangka Tengah, Bangka Barat, Bangka Selatan, Belitung dan Belitung Timur.

"Angka kasus ini merupakan kasus yang sudah terdata dan kemungkinan masih banyak lagi anak-anak yang mengalami kekerasan yang tidak terdata," katanya.

Menurut dia kegiatan pencegahan kekerasan terhadap anak dengan melibatkan lingkup daerah dan lintas daerah kabupaten/kota se-Provinsi Kepulauan Babel ini, tidak hanya terfokus upaya menekan kasus kekerasan kepada anak saja, tetapi juga melihat faktor penyebabnya.

"Salah satu pemicu kekerasan terhadap anak ini adalah pernikahan dini, kemudian stunting itu adalah salah satu bentuk juga kekerasan pada anak yang tidak kita sadari," katanya.

Ia menyatakan anak tanpa sadar, karena stunting menjadi anak-anak yang tidak bisa sama dan setara dengan anak-anak di usianya.

"Saya mengajak semua mari kita semua mengentaskan stunting, karena dengan mengentaskan stunting paling tidak salah satu faktor penyebab kekerasan kepada anak bisa diselesaikan, termasuk juga faktor-faktor yang lain," katanya. 

 

Pewarta: Aprionis/Chandrika Purnama Dewi

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023