Lebak (Antara Babel) - Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak Firman Rahmatullah mengatakan perokok aktif memiliki resiko terkena penyakit gagal jantung.
"Kami minta masyarakat agar membiasakan pola hidup sehat dengan tidak merokok," kata Firman di Lebak, Banten, Kamis.
Selama ini, angka kematian di Indonesia tertinggi adalah penyakit jantung dan stroke, sehingga masyarakat dapat menghindari budaya merokok.
Saat ini, semua perusahaan cukai rokok memasang gambar tengkorak, bahkan merokok membunuh pada setiap bungkus rokok.
Sebab, rokok itu mengandung zat berbahaya baik perokok maupun perokok pasif yang terkena asap di sekitarnya.
Karena itu, pihaknya berharap warga yang sebelumnya perokok aktif maka dapat dihindari dengan tidak merokok.
Perokok juga menimbulkan resiko berbagai penyakit tidak menular, seperti gagal jantung dan stroke serta diabetes.
"Kami minta warga membiasakan pola hidup sehat dengan tidak merokok itu," katanya.
Menurut dia, saat ini penyakit jantung mengancam masyarakat strata ekonomi bawah akibat gaya hidup tidak sehat itu.
Sebelumnya, mereka orang mengidap jantung pasti orang berduit, namun saat ini petani, buruh bangunan dan pedagang kaki lima juga terserang jantung.
Berdasarkan laporan pengunjung pasien gagal jantung di RSUD Adjidarmo Rangkasbitung Kabupaten Lebak, pada 2015 terdapat 3.393 (2,07 persen) pasien.
Sebagian besar penderita jantung itu masyarakat ekonomi kelas bawah, sehingga menambah beban ekonomi bagi anggota keluarga.
Pengobatan terapi jantung dilakukan seumur hidup guna meningkatkan kualitas hidup, juga memperpanjang usia harapan.
Pemerintah daerah mengoptimalkan pelayanan kesehatan dasar dengan membentuk Pos Pembinaan Terpadu (Pospindu) di 42 Puskesmas untuk mendeteksi penyebaran penyakit tidak menular (PTM).
"Kami berharap masyarakat dapat mendatangi Pospindu guna mengetahui kasus penyebaran PTM, seperti jantung, diabates, dan darah tinggi," katanya.
Ia mengajak masyarakat membiasakan prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan makanan yang bermutu juga berolahraga untuk mencegah penyakit tidak menular.
Penyebaran penyakit jantung disebabkan oleh dampak pembangunan yang mengubah pola hidup menjadi lebih tidak sehat diantaranya perokok itu.
"Kita terus mengoptimalkan pelayanan agar penderita jantung bisa kembali hidup sehat," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016
"Kami minta masyarakat agar membiasakan pola hidup sehat dengan tidak merokok," kata Firman di Lebak, Banten, Kamis.
Selama ini, angka kematian di Indonesia tertinggi adalah penyakit jantung dan stroke, sehingga masyarakat dapat menghindari budaya merokok.
Saat ini, semua perusahaan cukai rokok memasang gambar tengkorak, bahkan merokok membunuh pada setiap bungkus rokok.
Sebab, rokok itu mengandung zat berbahaya baik perokok maupun perokok pasif yang terkena asap di sekitarnya.
Karena itu, pihaknya berharap warga yang sebelumnya perokok aktif maka dapat dihindari dengan tidak merokok.
Perokok juga menimbulkan resiko berbagai penyakit tidak menular, seperti gagal jantung dan stroke serta diabetes.
"Kami minta warga membiasakan pola hidup sehat dengan tidak merokok itu," katanya.
Menurut dia, saat ini penyakit jantung mengancam masyarakat strata ekonomi bawah akibat gaya hidup tidak sehat itu.
Sebelumnya, mereka orang mengidap jantung pasti orang berduit, namun saat ini petani, buruh bangunan dan pedagang kaki lima juga terserang jantung.
Berdasarkan laporan pengunjung pasien gagal jantung di RSUD Adjidarmo Rangkasbitung Kabupaten Lebak, pada 2015 terdapat 3.393 (2,07 persen) pasien.
Sebagian besar penderita jantung itu masyarakat ekonomi kelas bawah, sehingga menambah beban ekonomi bagi anggota keluarga.
Pengobatan terapi jantung dilakukan seumur hidup guna meningkatkan kualitas hidup, juga memperpanjang usia harapan.
Pemerintah daerah mengoptimalkan pelayanan kesehatan dasar dengan membentuk Pos Pembinaan Terpadu (Pospindu) di 42 Puskesmas untuk mendeteksi penyebaran penyakit tidak menular (PTM).
"Kami berharap masyarakat dapat mendatangi Pospindu guna mengetahui kasus penyebaran PTM, seperti jantung, diabates, dan darah tinggi," katanya.
Ia mengajak masyarakat membiasakan prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan makanan yang bermutu juga berolahraga untuk mencegah penyakit tidak menular.
Penyebaran penyakit jantung disebabkan oleh dampak pembangunan yang mengubah pola hidup menjadi lebih tidak sehat diantaranya perokok itu.
"Kita terus mengoptimalkan pelayanan agar penderita jantung bisa kembali hidup sehat," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016