Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), memfasilitasi tradisi warga menggelar kegiatan Ziarah Kute Seribu yang dilaksanakan sebagai bentuk rasa hormat dengan mengenang dan mendoakan para pemimpin terdahulu Kota Mentok.
"Kegiatan Ziarah Kute Seribu ini salah satu bentuk legitimasi Kabupaten Bangka Barat sebagai daerah yang kaya unsur kebudayaan," kata Bupati Bangka Barat Sukirman di Mentok, Kamis.
Kegiatan tersebut merupakan kegiatan religius yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana promosi kepada masyarakat luar daerah tentang kekayaan budaya Bangka Barat.
"Dari kegiatan ini kita tidak hanya menjual pariwisata keindahan alam saja, namun kita juga kaya tradisi warga, termasuk kegiatan religius seperti ini yang tetap dipertahankan warga dengan cukup kuat," ujarnya.
Sukirman menilai kegiatan yang digelar tidak hanya sebagai ajang silaturahmi umat Muslim, namun juga akan berdampak positif dalam meningkatkan pariwisata sekaligus menguatkan sektor UMKM yang ada di Bangka Barat, karena banyak peserta yang hadir dari luar Pulau Bangka.
“Mudah-mudahan dengan kegiatan Ziarah Kute Seribu ini juga dapat menggeliatkan UMKM dan mampu menguatkan perekonomian Bangka Barat, karena sangat banyak berdatangan warga luar daerah," katanya.
Tradisi Ziarah Kute Seribu digelar Tempat Permakaman Umum Keramat, Tanjung, Kecamatan Mentok, dimulai dengan pembacaan burdah dan kasidah, dilanjutkan dengan prosesi arak-arakan dari Masjid Kampung Tanjung ke tempat permakaman Keramat, lalu diakhiri dengan tahlilan, tausiyah, dan makan bersama di Masjid Jamik Mentok.
Ziarah Kute Seribu yang dikenal juga oleh masyarakat setempat dengan nama haul, merupakan tradisi yang dilakukan untuk mengenang dan mendoakan para pemimpin terdahulu Kota Mentok.
Makam para pendahulu yang diziarahi antara lain makam Habib Hamid Bin Abdurahman Assegaf, Habib Hud Bin Muhammad Assegaf, dan Habib Syatho.
Panitia Ziarah Kute Seribu Muhammad Saleh mengatakan selain diikuti warga setempat, kegiatan ini juga dihadiri ratusan warga luar Pulau Bangka, yang ingin memperkuat ikatan silaturahmi.
“Jadi selain kita mendoakan para sesepuh yang telah berjuang zaman dahulu baik dari sisi agama maupun negara dan bangsa. Sesepuh kita khususnya yang berjuang untuk Kota Mentok kita doakan," katanya.
Ke depan, lanjutnya, kegiatan Ziarah Kute Seribu kemungkinan akan dilaksanakan lebih dari satu hari karena antusiasme masyarakat cukup besar untuk hadir dalam kegiatan itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
"Kegiatan Ziarah Kute Seribu ini salah satu bentuk legitimasi Kabupaten Bangka Barat sebagai daerah yang kaya unsur kebudayaan," kata Bupati Bangka Barat Sukirman di Mentok, Kamis.
Kegiatan tersebut merupakan kegiatan religius yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana promosi kepada masyarakat luar daerah tentang kekayaan budaya Bangka Barat.
"Dari kegiatan ini kita tidak hanya menjual pariwisata keindahan alam saja, namun kita juga kaya tradisi warga, termasuk kegiatan religius seperti ini yang tetap dipertahankan warga dengan cukup kuat," ujarnya.
Sukirman menilai kegiatan yang digelar tidak hanya sebagai ajang silaturahmi umat Muslim, namun juga akan berdampak positif dalam meningkatkan pariwisata sekaligus menguatkan sektor UMKM yang ada di Bangka Barat, karena banyak peserta yang hadir dari luar Pulau Bangka.
“Mudah-mudahan dengan kegiatan Ziarah Kute Seribu ini juga dapat menggeliatkan UMKM dan mampu menguatkan perekonomian Bangka Barat, karena sangat banyak berdatangan warga luar daerah," katanya.
Tradisi Ziarah Kute Seribu digelar Tempat Permakaman Umum Keramat, Tanjung, Kecamatan Mentok, dimulai dengan pembacaan burdah dan kasidah, dilanjutkan dengan prosesi arak-arakan dari Masjid Kampung Tanjung ke tempat permakaman Keramat, lalu diakhiri dengan tahlilan, tausiyah, dan makan bersama di Masjid Jamik Mentok.
Ziarah Kute Seribu yang dikenal juga oleh masyarakat setempat dengan nama haul, merupakan tradisi yang dilakukan untuk mengenang dan mendoakan para pemimpin terdahulu Kota Mentok.
Makam para pendahulu yang diziarahi antara lain makam Habib Hamid Bin Abdurahman Assegaf, Habib Hud Bin Muhammad Assegaf, dan Habib Syatho.
Panitia Ziarah Kute Seribu Muhammad Saleh mengatakan selain diikuti warga setempat, kegiatan ini juga dihadiri ratusan warga luar Pulau Bangka, yang ingin memperkuat ikatan silaturahmi.
“Jadi selain kita mendoakan para sesepuh yang telah berjuang zaman dahulu baik dari sisi agama maupun negara dan bangsa. Sesepuh kita khususnya yang berjuang untuk Kota Mentok kita doakan," katanya.
Ke depan, lanjutnya, kegiatan Ziarah Kute Seribu kemungkinan akan dilaksanakan lebih dari satu hari karena antusiasme masyarakat cukup besar untuk hadir dalam kegiatan itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024