Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, meningkatkan koordinasi dan kolaborasi dalam mencegah kejadian stunting.
"Upaya yang tepat mencegah stunting adalah berkolaborasi, semua pihak terlibat dan berkomitmen," kata Bupati Bangka Tengah Algafry Rahman di Koba, Kamis.
Pemkab Bangka Tengah melibatkan seluruh organisasi perangkat daerah, camat, luruh hingga ke tingkat RT/RW untuk berkomitmen dalam mencegah stunting.
"Penanggung jawab tim percepatan penurunan stunting (TPPS) menjadi motor penggerak dalam mengatasi stunting hingga ke pelosok desa," ujarnya.
Algafry Rahman juga memberikan apresiasi kepada TP PKK Bangka Tengah yang memberikan andil besar membantu pemerintah mencegah stunting.
"Para kader PKK menyiapkan menu makanan seimbang dan diantar langsung ke rumah-rumah warga yang memiliki anak dengan kondisi atau risiko stunting," ujarnya.
Bupati juga mengatakan setiap OPD sudah berupaya memberikan yang terbaik sesuai dengan tugas masing-masing meskipun kondisi di lapangan tidak mudah.
“Misalnya, ada penyuluhan ke sekolah menyosialisasikan untuk tidak menikah dini, memberikan intervensi agar para remaja putri minum tablet penambah darah, hingga membagikan bibit tanaman katuk agar bisa dibudidayakan dan dikonsumsi," ujarnya.
Kepala Bappeda Bangka Tengah Joko Triadhi sekaligus Wakil Ketua II TPPS Bangka Tengah menjelaskan, enam garis besar aksi yang telah dilakukan yakni terkait dengan capaian website aksi bina bangda, permasalahan penurunan stunting, kebijakan/regulasi inovasi, inovasi daerah dan desa, dampak inovasi, dan peran CSR.
“Dari upaya penanganan stunting ini diperoleh hasil bahwa Bangka Tengah memiliki penurunan angka prevalensi stunting tertinggi dari seluruh kabupaten di Babel yakni tiga persen pada 2023 atau terendah kedua setelah Belitung Timur," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024