Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Perwakilan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berupaya meningkatkan peran aktif orang tua agar bisa bersama-sama mencegah kasus pernikahan dini.
"Pencegahan pernikahan dini kita mulai dari rumah atau keluarga, dengan pemahaman yang baik mengenai dampak negatif dan menguatkan jalinan keharmonisan dalam keluarga kami yakin pernikahan dini bisa diminimalkan," kata Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Babel Mohammad Irzal di Pangkalpinang, Senin.
Menurut dia, seorang remaja yang tumbuh di dalam keluarga yang harmonis dan komunikatif memiliki potensi kecil untuk melakukan kenakalan atau penyimpangan di usia dini.
"Kuncinya adalah komunikasi dan keharmonisan yang terjaga di setiap keluarga, kami yakin jika ini berhasil maka akan semakin jarang remaja melakukan penyimpangan, salah satunya pernikahan di usia dini," ujarnya.
Menurut dia, pernikahan dini tidak hanya akan berdampak terhadap tingginya angka perceraian, stunting, kematian ibu dan anak, tetapi juga berdampak terhadap peningkatan angka kemiskinan.
Ia mengatakan untuk meningkatkan peran orang tua dalam menjaga keharmonisan rumah tangga, Direktorat Bina Ketahanan Remaja BKKBN RI bekerja sama dengan John Hopkins Center for Communication Programs (JHCCP) melalui Skata (www.skata.info) pada tahun 2019 telah meluncurkan 1001 Cara Bicara Orang Tua Dengan Anak Remaja.
Peluncuran ini merupakan bagian dari upaya panjang BKKBN untuk meningkatkan kedekatan orangtua dan anak remaja.
Dalam rangka tindak lanjut dari program tersebut sekaligus meningkatkan cara komunikasi orang tua dengan anak remaja, BKKBN Babel telah menyelenggarakan seminar yang melibatkan sebanyak 35 orang peserta, terdiri dari kader BKR Lokus ProPN (Program Prioritas Nasional), pengelola program Ketahanan Remaja di OPD KB kabupaten/kota, dan petugas penyuluh KB kabupaten/kota.
Irzal mengatakan melalui paket materi ini orang tua memiliki inspirasi untuk menemukan cara yang tepat dalam berkomunikasi dengan anak yang masih remaja.
"Dalam program ini juga dilengkapi dengan buku, modul, video, dan kelengkapan bermain, seperti kartu dan jurnal orangtua sebagai alat bantu bagi orang tua untuk mengembalikan perannya," katanya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) angka pernikahan dini di Babel pada 2019 sebanyak 15,48 persen atau berada di urutan 11 dari 34 provinsi, pada 2020 menurun menjadi 14,05 persen, sedangkan pada 2021 turun lagi menjadi 9,23 persen.
Keberhasilan menekan jumlah pernikahan dini ini tidak terlepas dari peran Pemprov Babel dan pemerintah kabupaten/kota yang ada di daerah itu. BKKBN mengambil bagian utama dalam menekan angka pernikahan dini, salah satu kegiatan yang menjadi fokus BKKBN untuk mengatasi masalah tersebut melalui program Generasi Berencana (GenRe) dan Bina Keluarga Remaja (BKR).
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
"Pencegahan pernikahan dini kita mulai dari rumah atau keluarga, dengan pemahaman yang baik mengenai dampak negatif dan menguatkan jalinan keharmonisan dalam keluarga kami yakin pernikahan dini bisa diminimalkan," kata Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Babel Mohammad Irzal di Pangkalpinang, Senin.
Menurut dia, seorang remaja yang tumbuh di dalam keluarga yang harmonis dan komunikatif memiliki potensi kecil untuk melakukan kenakalan atau penyimpangan di usia dini.
"Kuncinya adalah komunikasi dan keharmonisan yang terjaga di setiap keluarga, kami yakin jika ini berhasil maka akan semakin jarang remaja melakukan penyimpangan, salah satunya pernikahan di usia dini," ujarnya.
Menurut dia, pernikahan dini tidak hanya akan berdampak terhadap tingginya angka perceraian, stunting, kematian ibu dan anak, tetapi juga berdampak terhadap peningkatan angka kemiskinan.
Ia mengatakan untuk meningkatkan peran orang tua dalam menjaga keharmonisan rumah tangga, Direktorat Bina Ketahanan Remaja BKKBN RI bekerja sama dengan John Hopkins Center for Communication Programs (JHCCP) melalui Skata (www.skata.info) pada tahun 2019 telah meluncurkan 1001 Cara Bicara Orang Tua Dengan Anak Remaja.
Peluncuran ini merupakan bagian dari upaya panjang BKKBN untuk meningkatkan kedekatan orangtua dan anak remaja.
Dalam rangka tindak lanjut dari program tersebut sekaligus meningkatkan cara komunikasi orang tua dengan anak remaja, BKKBN Babel telah menyelenggarakan seminar yang melibatkan sebanyak 35 orang peserta, terdiri dari kader BKR Lokus ProPN (Program Prioritas Nasional), pengelola program Ketahanan Remaja di OPD KB kabupaten/kota, dan petugas penyuluh KB kabupaten/kota.
Irzal mengatakan melalui paket materi ini orang tua memiliki inspirasi untuk menemukan cara yang tepat dalam berkomunikasi dengan anak yang masih remaja.
"Dalam program ini juga dilengkapi dengan buku, modul, video, dan kelengkapan bermain, seperti kartu dan jurnal orangtua sebagai alat bantu bagi orang tua untuk mengembalikan perannya," katanya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) angka pernikahan dini di Babel pada 2019 sebanyak 15,48 persen atau berada di urutan 11 dari 34 provinsi, pada 2020 menurun menjadi 14,05 persen, sedangkan pada 2021 turun lagi menjadi 9,23 persen.
Keberhasilan menekan jumlah pernikahan dini ini tidak terlepas dari peran Pemprov Babel dan pemerintah kabupaten/kota yang ada di daerah itu. BKKBN mengambil bagian utama dalam menekan angka pernikahan dini, salah satu kegiatan yang menjadi fokus BKKBN untuk mengatasi masalah tersebut melalui program Generasi Berencana (GenRe) dan Bina Keluarga Remaja (BKR).
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024