Muntok (Antara Babel) - Museum Timah Indonesia (MTI) Muntok, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menggelar pameran seni sketsa sejumlah bangunan bernilai sejarah di daerah itu.

"Karya seni sketsa yang dipajang merupakan hasil karya 65 pelajar peserta workshop dan lomba sketsa yang digelar dalam rangka ulang tahun MTI Muntok," kata pengurus MTI Muntok, Eka Prabawa di Muntok, Rabu.

Ia mengatakan, pameran seni yang bermaterikan karya sketsa yang mengambil tema 13 bangunan bersejarah di Muntok itu digelar mulai Senin (14/11) mendatang di lantai 2 gedung MTI Muntok.

Sebanyak 13 bangunan objek yang diabadikan melalui karya sketsa yaitu Gedung BTW, Gereja Bethesda, Gereja Santa Maria, Rumah Residen, Kavilasi II, eks rumah karyawan timah, lorong pasar Muntok, Pesanggrahan Muntok, Kelenteng Kong Fuk Miau, Masjid Jamik, rumah tradisional kampung Tanjung dan kampung Ulu.

"Kami berharap melalui pameran ini generasi muda di Bangka Barat semakin termotivasi untuk berkesenian sekaligus belajar sejarah daerah tempat tinggalnya," kata dia.

Menurut dia, pameran seni rupa memang belum lazim dilaksanakan di daerah itu, namun pihaknya tetap optimistis melalui kegiatan seperti itu akan menambah pengetahuan dan keterampilan generasi muda, khususnya para pelajar untuk terus mengasah kemampuannya dalam berkesenian.

"Pameran ini merupakan langkah awal yang diharapkan bisa memprovokasi dan terus berlanjut ke pameran-pameran seni rupa berikutnya, baik dari kalangan pelajar maupun kelompok atau komunitas seni di daerah," katanya.

Pamong Budaya Dinas Perhubungan Pariwisata Kebudayaan dan Informatika Kabupaten Bangka Barat, Anung Yunianto mengatakan pameran seni sketsa yang digelar MTI Muntok patut mendapatkan apresiasi positif untuk memancing aktivitas berkesenian di daerah itu.

"Dengan materi 65 karya sketsa, mereka berani untuk menggelar pameran, kami berharap pada kegiatan tahunan bidang seni rupa ke depannya bisa mengikuti kegiatan seperti itu agar seni rupa daerah semakin berkembang," kata dia.

Menurut dia, ada beberapa kegiatan tahunan yang layak untuk disertai dengan pameran, seperti lomba FLS2N dan O2SN yang diikuti seluruh pelajar dari tingkat sekolah dasar hingga menengah atas.

Karya-karya hasil lomba tahunan tersebut bisa sebagai materi pameran sehingga masyarakat mengetahui kemampuan berkesenian generasi muda di daerah itu.

"Pola pameran seni rupa bersama sebagai salah satu bentuk apresiasi bagi seniman seperti itu kami yakini akan mampu membangkitkan keinginan masyarakat untuk terus berkesenian dan seni rupa semakin bergairah," katanya.

Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016