Pangkalpinang (Antara Babel) - Ketua Asosiasi Eksportir Lada Indonesia Provinsi Bangka Belitung, Zainal Arifin menyatakan krisis ekonomi di Eropa tidak mempengaruhi harga lada putih asal Bangka Belitung yang masih bertahan tinggi.


"Saat ini, harga lada putih Bangka Belitung masih bertahan tinggi Rp84 ribu per kilogram dan diperkirakan akan terus bertahan dan cenderung mengalami kenaikkan karena permintaan pasar internasional yang tinggi," ujarnya di Pangkalpinang.


Ia menjelaskan, tidak terpengaruhnya harga lada Babel di beberapa negara tujuan ekspor seperti Jepang, Amerika dan negara kawasan Eropa lainnya, karena tingginya tingkat kualitas lada, sehingga para konsumen berani membelinya dengan harga lebih tinggi.


Menurut dia, upaya yang dapat dilakukan masyarakat dan seluruh pemerintah daerah di Provinsi Babel untuk meningkatkan kualitas lada putih adalah dengan memperbaiki proses penanganan pascapanen lada terutama saat perendamannya.


"Selama ini, secara umum petani masih menggunakan metode perendaman di air yang menggenang, sehingga tercemar bakteri dan kotoran, namun ke depannya diimbau kepada petani agar segera beralih menggunan metode perendaman di bak perendaman yang airnya mengalir," ujarnya.


Ia mengatakan, untuk membantu petani peralih dari penggunaan teknologi perendaman lada di air yang menggenang ke bak perendaman, maka dibutuhkan peran dari pemerintah dalam hal pengadaan bak perendaman tersebut dengan harapan ke depannya kualitas lada bisa lebih baik dibandingkan saat ini.


Ia mengatakan, selain peningkatan kualitas lada, untuk mengembalikan kejayaan lada putih Babel adalah melalui sinergisitas antara tiga elemen yakni petani, pemerintah daerah khususnya dinas terkait dan para pelaku eksportir lada dengan harapan melalui cara itu kejayaan lada Babel lebih cepat kembali.


"Selama ini koordinasi itu yang masih lemah khususnya antara eksportir dengan dinas terkait yang memiliki kewenangan terhadap itu semua adalah mereka sedangkan kami disini sifatnya hanya membantu saja," ujarnya.


Menurut dia, masih lemahnya koordinasi antara eksportir lada dengan dinas terkait disebabkan mereka sendiri yang terkesan menjauh dari para eksportir, sehingga dampaknya seperti yang terjadi saat ini.


"Seluruh elemen yang berkaitan dengan ekspor lada adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan karena saling ketergantungan, sehingga saya berharap koordinasi dan hubungan baik antara dinas terkait dengan pelaku sekspor lada dapat segera terjalin untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.

Pewarta: pewarta: aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013