Probolinggo (Antara Babel) - Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo, Jawa
Timur melakukan terobosan dan inovasi dengan menyulap tanaman enceng
gondok menjadi bahan pakan ikan alternatif yang kaya akan protein dan
vitamin.
"Selama ini tanaman enceng gondok dikenal sebagai gulma atau tanaman pengganggu, namun tanaman itu bisa digunakan sebagai bahan pakan ikan," kata Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo Dedy Isfandi di Probolinggo, Rabu.
Untuk inovasi itu, lanjut dia, pihaknya memanfaatkan tanaman enceng gondok yang banyak menutupi Rawa Tirta di Desa Sumber Kedawung, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo.
"Inovasi ini kami lakukan atas petunjuk Ibu Bupati agar tanaman enceng gondok bisa dimanfaatkan dengan baik dan tidak menutupi Rawa Tirta. Intinya enceng gondok dapat menjadi bahan pembuatan pakan ikan pengganti bekatul," tuturnya.
Kepala Bidang Budidaya Perikanan Hari Pur Sulistiono mengungkapkan pemanfaatan enceng gondok menjadi bahan pembuatan pakan ikan dapat dilakukan melalui tiga metode, yakni melalui biologi (fermentasi), kimia (silase bahan kimia) dan fisik (dikeringkan dan dihancurkan).
"Metode fisik memang lebih mudah, tetapi tidak merubah kandungan protein. Kalau fermentasi bisa menambah protein dan mengurangi serat kasar dan mudah dicerna oleh ikan," katanya.
Ia mengatakan pihaknya menggunakan metode fermentasi untuk enceng gondok di Rawa Tirta yakni dengan menyimpannya dalam plastik tertutup selama delapan hari.
"Kalau tandanya fermentasi baik, maka aromanya seperti tape. Tapi kalau baunya busuk, berarti fermentasi tidak berhasil," ujarnya.
Selama ini, lanjut dia, yang menjadi kendala untuk membuat pakan ikan dengan metode fermentasi membutuhkan waktu yang lama, namun untuk hasilnya konsumsi ikan tidak ada masalah dan nafsu makannya tetap.
"Pertumbuhan ikan tetap karena yang diganti enceng gondok hanya bekatulnya saja, sehingga tepung ikan dan lainnya tetap, serta tidak ada perbedaan yang signifikan," katanya.
Ia menjelaskan pemanfaatan enceng gondok untuk bahan pakan ikan tersebut bertujuan untuk memanfaatkan potensi lokal dan mengurangi kepadatan enceng gondok di Rawa Tirta karena selama ini tanaman enceng gondok dianggap mengganggu aliran air, sehingga saluran irigasi tidak lancar.
"Melalui inovasi ini, kami berharap masyarakat bisa memanfaatkan potensi lokal tersebut, sehingga enceng gondok dari awalnya menjadi tanaman pengganggu dapat menjadi bahan pembuatan pakan ikan," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017
"Selama ini tanaman enceng gondok dikenal sebagai gulma atau tanaman pengganggu, namun tanaman itu bisa digunakan sebagai bahan pakan ikan," kata Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo Dedy Isfandi di Probolinggo, Rabu.
Untuk inovasi itu, lanjut dia, pihaknya memanfaatkan tanaman enceng gondok yang banyak menutupi Rawa Tirta di Desa Sumber Kedawung, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo.
"Inovasi ini kami lakukan atas petunjuk Ibu Bupati agar tanaman enceng gondok bisa dimanfaatkan dengan baik dan tidak menutupi Rawa Tirta. Intinya enceng gondok dapat menjadi bahan pembuatan pakan ikan pengganti bekatul," tuturnya.
Kepala Bidang Budidaya Perikanan Hari Pur Sulistiono mengungkapkan pemanfaatan enceng gondok menjadi bahan pembuatan pakan ikan dapat dilakukan melalui tiga metode, yakni melalui biologi (fermentasi), kimia (silase bahan kimia) dan fisik (dikeringkan dan dihancurkan).
"Metode fisik memang lebih mudah, tetapi tidak merubah kandungan protein. Kalau fermentasi bisa menambah protein dan mengurangi serat kasar dan mudah dicerna oleh ikan," katanya.
Ia mengatakan pihaknya menggunakan metode fermentasi untuk enceng gondok di Rawa Tirta yakni dengan menyimpannya dalam plastik tertutup selama delapan hari.
"Kalau tandanya fermentasi baik, maka aromanya seperti tape. Tapi kalau baunya busuk, berarti fermentasi tidak berhasil," ujarnya.
Selama ini, lanjut dia, yang menjadi kendala untuk membuat pakan ikan dengan metode fermentasi membutuhkan waktu yang lama, namun untuk hasilnya konsumsi ikan tidak ada masalah dan nafsu makannya tetap.
"Pertumbuhan ikan tetap karena yang diganti enceng gondok hanya bekatulnya saja, sehingga tepung ikan dan lainnya tetap, serta tidak ada perbedaan yang signifikan," katanya.
Ia menjelaskan pemanfaatan enceng gondok untuk bahan pakan ikan tersebut bertujuan untuk memanfaatkan potensi lokal dan mengurangi kepadatan enceng gondok di Rawa Tirta karena selama ini tanaman enceng gondok dianggap mengganggu aliran air, sehingga saluran irigasi tidak lancar.
"Melalui inovasi ini, kami berharap masyarakat bisa memanfaatkan potensi lokal tersebut, sehingga enceng gondok dari awalnya menjadi tanaman pengganggu dapat menjadi bahan pembuatan pakan ikan," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017