Jakarta (Antara Babel) - Kurang dari 24 jam setelah kejadian, Kepolisian
Indonesia telah mengidentifikasi dua pelaku teror bom bunuh diri di
Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur yang terjadi pada Rabu malam
(24/5).
"Pelaku di TKP pertama atas nama Ihwan. Pelaku TKP dua atas nama Ahmad Sukri," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Kepolisian Indonesia, Komisaris Besar Polisi Martinus Sitompul, di Jakarta, Kamis.
Kendati demikian, belum diketahui kedua pelaku berasal dari jaringan teroris apa dan motif bom bunuh diri tersebut.
Pada Rabu malam (24/5), terjadi dua kali ledakan bom bunuh diri di kawasan Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur.
Ledakan pertama terjadi pukul 21.00 WIB di depan toilet umum yang berbatasan langsung dengan arena parkir sepeda motor. Sementara ledakan kedua terjadi pada 21.05 WIB di dekat halte TransJakarta Kampung Melayu yang jaraknya sekitar 10 meter dari lokasi ledakan pertama.
Dua pelaku bom bunuh diri meninggal dunia seketika. Dalam peristiwa tersebut, selain dua pelaku tewas, tiga polisi gugur.
Tiga polisi yang gugur tersebut adalah Brigadir Satu Polisi (Anumerta) Taufan Tsunami (anggota Unit 1 Peleton 4 Direktorat Sabhara Polda Metro Jaya), Brigadir Satu Polisi (Anumerta) Ridho Setiawan (anggota Unit 1 Peleton 4 Sabhara Polda Metro Jaya) dan Brigadir Satu Polisi (Anumerta) Imam Gilang Adinata (anggota Unit 1 Peleton 4 Direktorat Sabhara Polda Metro Jaya).
Sementara korban yang mengalami luka-luka berjumlah 11 orang yang terdiri dari enam polisi dan lima masyarakat sipil.
Korban luka dari pihak kepolisian yakni Brigadir Dua Polisi Feri (anggota Unit Satu Peleton Empat Sabhara Polda Metro Jaya), dan Brigadir Dua Polisi Yogi (anggota Unit Satu Peleton Empat Sabhara Polda Metro Jaya).
Juga Brigadir Dua Polisi Muhamad Fuji Saputra (anggota Unit Satu Peleton Empat Sabhara Polda Metro Jaya), Brigadir Dua Polisi M Al Agum Pangestu, Brigadir Dua Polisi Zulkron Rian Nugroho, dan Brigadir Dua Polisi Pandu Dwi Laksono.
Sedangkan lima masyarakat sipil luka-luka adalah Agung (supir Kopaja), Damai Sihaloho (supir Mikrolet), Tasdik (karyawan BUMN), Susi (mahasiswi) dan Jihan (mahasiswi).
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017
"Pelaku di TKP pertama atas nama Ihwan. Pelaku TKP dua atas nama Ahmad Sukri," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Kepolisian Indonesia, Komisaris Besar Polisi Martinus Sitompul, di Jakarta, Kamis.
Kendati demikian, belum diketahui kedua pelaku berasal dari jaringan teroris apa dan motif bom bunuh diri tersebut.
Pada Rabu malam (24/5), terjadi dua kali ledakan bom bunuh diri di kawasan Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur.
Ledakan pertama terjadi pukul 21.00 WIB di depan toilet umum yang berbatasan langsung dengan arena parkir sepeda motor. Sementara ledakan kedua terjadi pada 21.05 WIB di dekat halte TransJakarta Kampung Melayu yang jaraknya sekitar 10 meter dari lokasi ledakan pertama.
Dua pelaku bom bunuh diri meninggal dunia seketika. Dalam peristiwa tersebut, selain dua pelaku tewas, tiga polisi gugur.
Tiga polisi yang gugur tersebut adalah Brigadir Satu Polisi (Anumerta) Taufan Tsunami (anggota Unit 1 Peleton 4 Direktorat Sabhara Polda Metro Jaya), Brigadir Satu Polisi (Anumerta) Ridho Setiawan (anggota Unit 1 Peleton 4 Sabhara Polda Metro Jaya) dan Brigadir Satu Polisi (Anumerta) Imam Gilang Adinata (anggota Unit 1 Peleton 4 Direktorat Sabhara Polda Metro Jaya).
Sementara korban yang mengalami luka-luka berjumlah 11 orang yang terdiri dari enam polisi dan lima masyarakat sipil.
Korban luka dari pihak kepolisian yakni Brigadir Dua Polisi Feri (anggota Unit Satu Peleton Empat Sabhara Polda Metro Jaya), dan Brigadir Dua Polisi Yogi (anggota Unit Satu Peleton Empat Sabhara Polda Metro Jaya).
Juga Brigadir Dua Polisi Muhamad Fuji Saputra (anggota Unit Satu Peleton Empat Sabhara Polda Metro Jaya), Brigadir Dua Polisi M Al Agum Pangestu, Brigadir Dua Polisi Zulkron Rian Nugroho, dan Brigadir Dua Polisi Pandu Dwi Laksono.
Sedangkan lima masyarakat sipil luka-luka adalah Agung (supir Kopaja), Damai Sihaloho (supir Mikrolet), Tasdik (karyawan BUMN), Susi (mahasiswi) dan Jihan (mahasiswi).
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017