Muntok, 15/10 (ANTARABabel) - Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung, mengapresiasi upaya warga dalam melestarikan budaya daerah sebagai jati diri pembangun karakter bangsa.

         "Seperti yang telah dilakukan komunitas pecinta sejarah dan budaya Kota Muntok yang tergabung dalam Muntok Heritage Community (MHC) dalam melestarikan permainan, tradisi dan budaya lokal," ujar Kepala Bagian Humas dan Protokoler Kabupaten Bangka Barat Ismail di Muntok, Senin.

         Ia menjelaskan, upaya yang telah dilakukan MHC bekerja sama dengan Disdikpora Bangka Barat menggelar kegiatan "Adu Betason" atau lomba cerdas cermat dengan materi tradisi, budaya dan permainan lokal yang diselenggarakan akhir pekan lalu.

         Dalam lomba tersebut dipertandingkan berbagai jenis permainan tradisional seperti engrang batok, merasakan kue tradisional dengan mata ditutup, memecahkan masalah secara berkelompok, kereta sorong tradisional dan lainnya.

         Menurut dia, kegiatan yang diikuti 24 regu pelajar perwakilan sekolah di daerah itu diharapkan mampu memberikan nuansa baru dalam upaya mengenalkan atau mempopulerkan kembali kesenian, tradisi dan budaya lokal kepada generasi muda.

         "Dalam adu betason tersebut, peserta selain beradu pengetahuan mengenai tradisi, budaya, seni dan permainan lokal, juga mendapatkan kesempatan belajar mengenai hal tersebut yang selama ini belum dikenalnya," kata dia.

         Ia mengatakan, gagasan mempopulerkan kembali secara langsung kepada masyarakat berbagai tradisi lokal tersebut diharapkan mampu mengembalikan jati diri yang selama ini tergerus budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai sosial di daerah itu.

         Sementara itu, dalam upaya pelestarian tradisi budaya lokal yang dilakukan Pemkab setempat berkomitmen mempertahankan dan mengembangkan seluruh tradisi dan budaya yang ada di daerah itu.

         "Kesenian dambus, campak, rudat, tari, barongsai dan lainnya yang merupakan contoh kesenian yang selama ini berkembang di masyarakat akan terus kami perhatikan dengan menggelar lomba dan pembinaan untuk memotivasi para pelaku seni mempertahankan berbagai potensi tersebut," kata dia.

         Selain kesenian, kata dia, tradisi dan budaya seperti tradisi adat kundi, perang ketupat, sembahyang bulan, sembahyang rebut, tujuh likur, rebo kasan dan lainnya juga akan terus dikembangkan.

         Seluruh tradisi dan budaya tersebut sudah menjadi bagian kehidupan masyarakat pada masa lalu yang terbukti mampu menjadi jati diri yang mampu memotivasi seluruh warga di daerah itu bersatu dan terlibat langsung dalam berbagai sektor pembangunan daerah.

         "Tanpa adanya jati diri yang dimiliki masyarakat, niscaya pembangunan daerah akan berjalan dengan baik karena tanpa memiliki jati diri, dapat dipastikan masyarakat tidak memiliki rasa memiliki daerahnya," ujarnya.

         Ia mengharapkan, seluruh warga di daerah itu baik kelompok maupun perorangan ikut bersama-sama mengembangkan berbagai potensi budaya dan tradisi lokal yang selama ini tidak begitu populer.

         "Selain menjadi jati diri, potensi tersebut diharapkan mampu memberikan daya tarik wisatawan lokal dan luar daerah, sehingga geliat pariwisata daerah semakin dapat dirasakan," kata dia.

(T.KR-DSD/B/S023/S023)

 

Pewarta:

Editor : Donatus Dasapurna Putranta


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2012