Koba  (Antaranews Babel) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mendorong warga mengembangkan ikan lele dan patin dengan sistem salai (asap), untuk meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir.

"Selama ini para pembudi daya hanya mengutamakan peningkatan produksi untuk dilepas ke pasar, maka ke depan kami mendorong warga untuk berinovasi dengan mengolah ikan lele dan patin menjadi ikan salai atau asap," kata Kepala DKP Bangka Tengah Dedy Muchdiyat di Koba, Jumat.

Menurut Dedy, selama ini masyarakat lebih banyak mengolah ikan baung dan gabus menjadi ikan salai padahal lele dan patin juga bisa disalai dengan harga jual jauh lebih mahal dibanding ikan air tawar lainnya.

"Justeru itu kami mengajak warga mengembangkan usaha ikan lele dan patin salai ini karena kami tahu permintaan cukup tinggi dan pasarnya lumayan bagus dan kami optimistis bisa mendongkrak perekonomian para pembudidaya ikan air tawar," katanya.

Ia menjelaskan harga ikan lele dan patin yang sudah disalai atau diasap tersebut bisa mencapai Rp50 ribu hingga Rp60 ribu per kilogram atau meningkat dua kali lipat dari harga sebelum diolah.

"Prospek ekonominya cukup bagus, apalagi warga tidak perlu mengeluarkan modal terlalu besar untuk mengolahnya menjadi ikan salai. Jika ini ditekuni maka saya yakin warga bisa sejahtera," katanya.

Ia mengatakan selama ini memang ada warga yang mengembangkan usaha ikan salai tetapi bukan jenis lele dan patin tetapi ikan air tawar lainnya.

"Makanya harus dicoba ikan lele dan patin sehingga konsumen memiliki banyak pilihan untuk membeli ikan salai dan tentu saja dengan rasa yang berbeda pula," katanya.

Pewarta: Ahmadi

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018