Pangkalpinang, (ANTARA Babel) - PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang menyatakan pelaksanaan program Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi (GP3K) di Bangka Belitung belum optimal karena terkendala pendistribusian pupuk bersubsidi.

"Hal itu disebabkan oleh masih adanya petani yang belum berkelompok sehingga tidak ada Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) yang masuk," kata Direktur Teknik dan Pengembangan PT Pusri Benny Haryoso di Pangkalpinang, Selasa.

Benny menjelaskan jika tidak ada RDKK maka petani akan kesulitan mendapat pupuk bersubsidi.

"Aturannya memang seperti itu, harus ada kelompok tani dulu sehingga mereka bisa menyusun kebutuhan untuk kemudian mendapatkan pupuk subsidi," kata Benny.

Kurangnya pendistribusian pupuk bersubsidi karena  hal teknis membuat program peningkatan produksi pangan di Babel terhambat.

"Khusus untuk menunjang ketahanan pangan di Babel, Pusri bekerja sama dengan kelompok tani dengan membantu pengelolaan lahan seluas 2.000 hektare," kata Benny.

Selama ini Pusri menyalurkan sekitar 85 persen hasil produksi untuk memenuhi kebutuhan pupuk subsidi, sedangkan 15 persen untuk memenuhi sektor komersial.

Alokasi pupuk bersubsidi untuk Bangka Belitung pada 2012 sebanyak 20 ribu ton dari total 1.788.700 ton untuk delapan provinsi.

Hingga November 2012, realisasi penyaluran pupuk bersubsidi PT Pusri di Babel sebanyak 16.736 ton, masih sisa 3.263 ton dari total alokasi.

"Ke depannya, kami berharap semua pihak, baik dinas terkait dan masyarakat petani dapat mendorong terbentuknya kelompok tani sehingga pendistribusian pupuk dapat terlaksana dengan baik dan target swasembada beras nasional 10 juta ton pada 2014 dapat tercapai," kata Benny.

Pewarta:

Editor : Ida


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2012