Sungailiat, Babel (Antaranews Babel) - Pemerintah Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diharapkan memperhatikan kerusakan lingkungan akibat aktivitas tambang baik darat, sungai, mau pun laut di daerah itu.
"Kondisi lingkungan yang ada saat ini di Kabupaten Bangka sangat mengkhawatirkan, hal ini disebabkan aktivitas tambang rakyat yang beroperasi di daerah tersebut baik tambang darat, sungai dan laut," kata Ketua Komisi 3 DPRD Kabupaten Bangka Hendra Yunus di Sungailiat, Jumat.
Dia mengatakan, Komisi 3 DPRD Kabupaten Bangka yang membidangi lingkungan sangat menyayangkan bertambah maraknya aktivitas tambang oleh masyarakat baik di darat, sungai, mau pun laut.
Menurut dia, sepatutnya hal itu menjadi perhatian pemerintah daerah dengan membuat aturan sesuai hukum yang ada.
"Darat sudah rusak, sekarang ini masyarakat merambah sungai dan laut. Pemerintah daerah harus cepat menanggapi ini, jangan sampai lingkungan kita rusak semuanya," katanya.
Tambang darat yang dikerjakan masyarakat hanya menyisakan lubang, di sungai habitat hewan seperti kepiting, udang pun mulai rusak, begitu juga pohon bakau dan nipah yang selama ini menahan tanah dan pasang surut air sungai.
Perairan laut di Kabupaten Bangka pun mulai rusak, air yang dulunya bening berwarna hijau dan biru lambat laun berganti kecoklatan dan keruh.
"Pemerintah Kabupaten Bangka saat ini ingin menjadikan Kawasan Timur Sungailiat menjadi kawasan ekonomi khusus pariwisata, tapi jika ada tambang kan rusak, lautnya jadi kotor akibat limbah dan lainnya," katanya.
Dia mengimbau kepada masyarakat penambang untuk mengingat masa depan anak dan cucu, tambang hanya sementara dan merusak lingkungan yang dapat menyebabkan bencana seperti banjir, tanah longsor dan banjir pasang akibat banyaknya lubang dan habisnya pohon penahan terjangan air laut pasang.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
"Kondisi lingkungan yang ada saat ini di Kabupaten Bangka sangat mengkhawatirkan, hal ini disebabkan aktivitas tambang rakyat yang beroperasi di daerah tersebut baik tambang darat, sungai dan laut," kata Ketua Komisi 3 DPRD Kabupaten Bangka Hendra Yunus di Sungailiat, Jumat.
Dia mengatakan, Komisi 3 DPRD Kabupaten Bangka yang membidangi lingkungan sangat menyayangkan bertambah maraknya aktivitas tambang oleh masyarakat baik di darat, sungai, mau pun laut.
Menurut dia, sepatutnya hal itu menjadi perhatian pemerintah daerah dengan membuat aturan sesuai hukum yang ada.
"Darat sudah rusak, sekarang ini masyarakat merambah sungai dan laut. Pemerintah daerah harus cepat menanggapi ini, jangan sampai lingkungan kita rusak semuanya," katanya.
Tambang darat yang dikerjakan masyarakat hanya menyisakan lubang, di sungai habitat hewan seperti kepiting, udang pun mulai rusak, begitu juga pohon bakau dan nipah yang selama ini menahan tanah dan pasang surut air sungai.
Perairan laut di Kabupaten Bangka pun mulai rusak, air yang dulunya bening berwarna hijau dan biru lambat laun berganti kecoklatan dan keruh.
"Pemerintah Kabupaten Bangka saat ini ingin menjadikan Kawasan Timur Sungailiat menjadi kawasan ekonomi khusus pariwisata, tapi jika ada tambang kan rusak, lautnya jadi kotor akibat limbah dan lainnya," katanya.
Dia mengimbau kepada masyarakat penambang untuk mengingat masa depan anak dan cucu, tambang hanya sementara dan merusak lingkungan yang dapat menyebabkan bencana seperti banjir, tanah longsor dan banjir pasang akibat banyaknya lubang dan habisnya pohon penahan terjangan air laut pasang.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018