Muntok, Bangka Barat (Antaranews Babel) - Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung meminta seluruh peserta Pemilu 2019 lebih kreatif dalam berkampanye.
"Selama ini para peserta di daerah masih terkesan melaksanakan kampanye konvensional, padahal masih banyak pola yang bisa dikembangkan untuk menarik simpatisan," kata Ketua KPU Kabupaten Bangka Barat, Pardi di Muntok, Kamis.
Pola kampanye dan sosialisasi dari para peserta masih terkesan kurang bervariasi, antara lain pengumpulan masa, sosialisasi dari rumah ke rumah dan pemasangan berbagai jenis bahan dan alat kampanye.
Menurut dia, pola kampanye seperti itu terkesan konvensional dan kurang menarik mayarakat untuk mengenal lebih dalam para peserta pemilu.
"Kami sudah memberikan ruang yang cukup luas untuk berkampanye, manfaatkan kesempatan itu untuk menarik semakin banyak simpatisan," kata dia.
Menurut dia, peserta bisa lebih kreatif berkampanye, misalnya dengan menggelar pengobatan gratis, senam massal, jalan sehat, sunatan massal, pasar murah dan lainnya.
"Pola seperti itu tentu akan banyak diminati warga karena lebih bermanfaat dibandingkan sosialisasi dari rumah ke rumah dan sejenisnya," katanya.
Dia mengatakan, masa kampanye sudah berjalan dan akan berakhir hingga beberapa hari menjelang pencoblosan untuk itu masih memungkinkan untuk mengubah pola kampanye.
Ia mengakui saat ini pelaksanaan kampanye dan sosialisasi sudah lebih meriah dalam hal jumlah alat peraga kampanye yang terpasang dibandingkan pelaksanaan pemilu 2014.
"Kami berharap dengan meningkatnya kreativitas pola kampanye mampu meningkatkan jumlah partisipasi pemilih pada pencoblosan yang akan dilaksanakan pada 17 April 2019," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019
"Selama ini para peserta di daerah masih terkesan melaksanakan kampanye konvensional, padahal masih banyak pola yang bisa dikembangkan untuk menarik simpatisan," kata Ketua KPU Kabupaten Bangka Barat, Pardi di Muntok, Kamis.
Pola kampanye dan sosialisasi dari para peserta masih terkesan kurang bervariasi, antara lain pengumpulan masa, sosialisasi dari rumah ke rumah dan pemasangan berbagai jenis bahan dan alat kampanye.
Menurut dia, pola kampanye seperti itu terkesan konvensional dan kurang menarik mayarakat untuk mengenal lebih dalam para peserta pemilu.
"Kami sudah memberikan ruang yang cukup luas untuk berkampanye, manfaatkan kesempatan itu untuk menarik semakin banyak simpatisan," kata dia.
Menurut dia, peserta bisa lebih kreatif berkampanye, misalnya dengan menggelar pengobatan gratis, senam massal, jalan sehat, sunatan massal, pasar murah dan lainnya.
"Pola seperti itu tentu akan banyak diminati warga karena lebih bermanfaat dibandingkan sosialisasi dari rumah ke rumah dan sejenisnya," katanya.
Dia mengatakan, masa kampanye sudah berjalan dan akan berakhir hingga beberapa hari menjelang pencoblosan untuk itu masih memungkinkan untuk mengubah pola kampanye.
Ia mengakui saat ini pelaksanaan kampanye dan sosialisasi sudah lebih meriah dalam hal jumlah alat peraga kampanye yang terpasang dibandingkan pelaksanaan pemilu 2014.
"Kami berharap dengan meningkatnya kreativitas pola kampanye mampu meningkatkan jumlah partisipasi pemilih pada pencoblosan yang akan dilaksanakan pada 17 April 2019," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019