Bogor (ANTARA) - Sebanyak 500 personel prajurit dari 18 negara yang tergabung dalam ASEAN Defence Ministers Meeting (ADMM) Plus mengikuti latihan bersama di Pusat Perdamaian dan Keamanan Indonesia atau Indonesia Peace and Security Center (IPSC) Sentul, Bogor, Jawa Barat, yang berlangsung hingga 21 September 2019.
"Saya sangat gembira dan menyambut baik diselenggarakan latihan bersama ini. Latihan in sebagai salah satu upaya untuk mencegah terjadinya perang dan untuk mengatasi kemungkinan bencana akibat perang saat ini," kata Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu saat membuka latihan bersama ADMM Plus Expert Working Group on Peacekeeping Operations (EWG on PKO), di IPSC, Sentul, Bogor, Senin.
Menurut dia, latihan ini juga memiliki nilai yang sangat strategis guna mencari kesamaan pandangan didalam menghadapi persoalan dan tantangan bersama yang pada gilirannya dapat mengganggu stabilitas dan keamanan di kawasan.
Purnawirawan Jenderal bintang empat ini mengatakan, latihan militer bersama yang digelar saat ini merupakan puncak yang melibatkan pasukan perdamaian (Peacekeeping) dan pasukan pembersih ranjau dari 18 negara.
"Latihan militer bersama ini juga merupakan latihan besar yang pernah dilaksanakan oleh seluruh angkatan bersenjata negara-negara di ASEAN dan 8 negara mitrawicara. Jumlah personel yang terlibat lebih dari 500 orang, baik dari peserta, pelatih maupun pendukung penyelenggaraan latihan," tutur Ryamizard.
Latihan bersama itu juga akan melibatkan dua bidang keahlian dan keterampilan yang saling terkait dapat diterapkan dalam menciptakan perdamaian dunia, yakni Peacekeeping Operation dan Humanitarian Mine Action.
Kerja sama pertahanan yang kita bangun di kawasan Asia Tenggara dalam rangka meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan aparat pertahanannya, ujarnya.
Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini juga mengapresiasi partisipasi personel militer perempuan dalam latihan pemeliharaan perdamaian dan pembersihan ranjau ini.
Seperti diketahui, keterlibatan pasukan perempuan dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian mempunyai peran yang sangat penting dan strategis.
"Kehadiran personel perempuan dalam area misi mampu melaksanakan pendekatan-pendekatan persuasif kepada pihak-pihak maupun korban konflik, membantu mengurangi konflik dan konfrontasi, memperbaiki akses, dukungan dan memberikan role model bagi komunitas perempuan di daerah konflik, serta menciptakan rasa aman bagi populasi lokal terutama perempuan dan anak-anak korban konflik," papar Ryamizard.
Kehadiran personel perempuan dalam area misi, tambah dia, juga mampu menginspirasi komunitas perempuan untuk memperjuangkan hak-haknya dan berpartisipasi dalam proses pembangunan perdamaian, di mana perempuan memegang peranan yang sangat vital bagi keberhasilan dan kelangsungan perdamaian.
"Ke depan, saya mengharapkan peningkatan partisipasi personel perempuan dalam latihan-latihan seperti ini. Hal tersebut juga sebagai perwujudan upaya kita dalam mendukung program Action for Peacekeeping (A4P) PBB, di mana salah satu komitmen prioritasnya adalah Women, Peace and Security," tuturnya.
Negara-negara yang mengikuti latihan militer bersama itu, antara lain, Singapura, Malaysia, Thailand, Kamboja, Indonesia, Filipina, Australia, Laos, Rusia.