Muntok, (ANTARABabel) - Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung, menyatakan durian lokal lebih diminati pasar, karena rasa yang khas dibandingkan buah impor.
"Selera konsumen sudah bergeser, dulu memang durian montong Bangkok menjadi buruan, namun saat ini durian lokal lebih laku, apalagi durian yang memiliki perbandingan rasa pahit dan manis yang pas, menjadi buruan para penikmat raja buah itu," kata Kepala Bidang Hortikultura Distanak Kabupaten Bangka Barat, Saukani di Muntok, Jumat.
Ia menjelaskan, durian lokal yang memenuhi standar rasa tersebut di daerah itu banyak, seperti durian sikambang, putri dewa, sidatuk, sibotak, sipelor, strong, dan lainnya sehingga banyak diminati pasar baik penggemar lokal maupun luar daerah.
Menurut dia, Bangka Barat secara tradisi memiliki potensi menjadi sentral durian nasional karena, selain luas lahan pengembangan buah durian unggul, daerah itu juga memiliki banyak varietas durian lokal yang berkualitas.
Saukani mengatakan, dengan potensi besar itu durian lokal banyak diburu para pedagang dan penikmat durian baik dari dalam maupun luar daerah.
"Kami hanya kalah dalam jumlah produksi dengan Kalimantan Barat, namun dari jumlah varietas Bangka Barat jauh lebih banyak," kata dia.
Selain itu, katanya, di daerah itu juga banyak terdapat durian varietas unggul nasional yaitu Namlung petaling DR-06 yang induknya berasal kabupaten itu, yaitu dari Kecamatan Jabus.
"Sejak Namlung yang nama aslinya durian taibabi dinobatkan sebagai salah satu durian unggul nasional, kami kembangkan bibit sambung pucuk durian itu besar-besaran yang kami bantukan ke petani setempat," kata dia.
Menurut dia, pada saat pengusulan durian lokal untuk ditetapkan sebagai varietas unggul nasional yaitu pada 1997, selain namlung juga diusulkan durian lokal lainnya seperti durian putri dewa, strong dan lainnya,
"Namun sayang waktu itu yang masuk kualifikasi varietas unggul nasional hanya Namlung, sementara durian lain tidak," katanya.
Meskipun demikian, menurut dia, pemkab setempat tidak hanya mengembangkan namlung karena yakin durian unggul lokal tersebut juga memiliki nilai ekonomis tinggi dan diprediksi bisa menjadi salah satu ikon.
Dengan pertimbangan itu, pemerintah melalui BPTP Babel dan dinas pertanian terus mengupayakan pengembangan bibit varietas unggul nasional dan lokal tersebut secara berkelanjutan.
"Dari bantuan bibit tersebut, saat ini sudah dapat dirasakan manfaatnya oleh petani, karena bibit-bibit tersebut saat ini sudah berbuah dan banyak diburu para penggemar durian lokal dan nasional bahkan terkenal hingga China, terutama kerabat warga keturunan yang berada di negara Tirai Bambu tersebut," kata dia.
Ia mengatakan, harga buah durian lokal yang sudah terkenal masih stabil tinggi yakni sekitar Rp300.000 hingga Rp700.000 per buah, namun untuk kualitas biasa masih cukup terjangkau yaitu di kisaran Rp10.000 hingga Rp50.000 per buah.
"Dengan harga yang cukup menjanjikan tersebut, kami yakin ke depan akan semakin banyak petani menanam durian unggul, ini jelas akan berdampak meningkatkan produksi durian lokal," kata dia.
Dengan meningkatnya produksi durian lokal tersebut, kata dia, bukan tidak mungkin daerah itu akan menjadi sentral durian nasional yang diharapkan mampu mendukung sektor pariwisata melalui agrowisata.
