Jakarta (Antara Babel) - Pengamat politik Universitas Pelita Harapan Victor Silaen mengatakan masyarakat akan sangat menantikan kerja keras Kabinet Kerja pascakeputusan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
"Tentu bulan-bulan ke depan Presiden Jokowi dan kabinetnya harus menunjukkan dengan tingkat keseriusan yang tinggi bahwa mereka bekerja keras demi mencapai kemajuan dan kebaikan bagi rakyat." ujarnya.
"Jika Jokowi dan kabinetnya mampu membuktikannya, niscaya kekecewaan rakyat terhadap kebijakan Jokowi (kenaikan harga BBM) akan menyusut dengan sendirinya," kata Victor dihubungi di Jakarta, Senin malam.
Menurut Victor, seperti biasa kenaikan harga BBM bersubsidi akan banyak menuai protes dari berbagai pihak dan kalangan. Namun, dia memperkirakan protes itu tidak akan terlampau berlebihan.
"DPR tidak akan bisa berbuat apa-apa karena dalam UU APBN yang baru, disebutkan pemerintah berhak menaikkan harga BBM, tanpa harus mendapat persetujuan DPR," kata dia.
Di sisi lain dia menilai rakyat juga tidak akan terlampau marah atas keputusan ini, sebab keputusan kenaikan harga BBM sudah jauh-jauh hari diwacanakan. Selain itu, kenaikannya juga sebesar Rp2.000, bukan Rp3.000 layaknya yang diwacanakan selama ini.
"Faktor lain yang menyebabkan reaksi masyarakat tidak terlalu kecewa, karena fenomena ini rasa-rasanya sudah menjadi hal yang biasa. Artinya, di setiap era presiden akan selalu terjadi kenaikan harga BBM," ucapnya.
Terkait adanya demonstrasi menolak kenaikan harga BBM di Makassar beberapa waktu lalu, Victor meyakini hal itu akan mengendur dalam beberapa waktu ke depan. Yang terpenting, kata dia, pemerintah bisa menyikapi potensi dampak susulan atas kenaikan harga BBM bersubsidi.
"Artinya, harga-harga lain baik di sektor jasa dan barang-barang kebutuhan pokok lah yang dikhawatirkan akan ikut naik. Ini lah yang harus disikapi oleh pemerintahan Jokowi secara serius. Pertanyaannya mampukah Pemerintah mengendalikan harga-harga lainnya agar tidak naik," tuturnya.
Jika pemerintah bisa menyikapi dampak susulan kenaikan harga BBM bersubsidi, menurut dia maka sangat dimungkinkan masyarakat tak akan terlalu kecewa terhadap pemerintahan Jokowi-JK.
Hal serupa juga diutarakan sejumlah warga, Senin malam. Warga Rawalumbu, Bekasi Timur Wina Afiati Yustisia mengaku menantikan kerja nyata pemerintah pascakenaikan harga BBM bersubsidi.
"Pengalihan subsidi BBM ke sektor produktif boleh-boleh saja, asalkan diiringi dengan kerja nyata pemerintah, khususnya dalam pemberantasan korupsi," kata Wina melalui pesan singkat yang diterima di Jakarta, Senin malam.
Wina mengatakan kenaikan harga BBM akan langsung dirasakan olehnya dalam wujud kenaikan tarif transportasi umum. Namun, dia meyakini kenaikan harga BBM tidak akan terlalu dipermasalahkan masyarakat, atau setidaknya bisa diterima, jika pengalokasiannya tepat dan bisa dirasakan langsung bagi rakyat keseluruhan.
Warga asal Jakarta, Sri Kawurjan mengharapkan pemerintah bisa cepat meredam spekulasi masyarakat atas kenaikan harga BBM bersubsidi, dengan kinerja yang baik di beragam sektor.
"Jika kenaikan malam ini, lalu tidak lama setelahnya pemerintah mampu menunjukkan kinerja yang bisa langsung dirasakan manfaatnya terutama bagi kesejahteraan rakyat, maka itu baik sekali," kata Sri di Jakarta.
Pada Senin malam, Presiden Joko Widodo mengumumkan kenaikan harga BBM untuk premium dan solar sebesar Rp2.000 akan berlaku mulai Selasa (18/11) pukul 00.00 WIB. Subsidi BBM akan dialihkan untuk sektor-sektor produktif.