Untuk sampai pada kesimpulan ini, para peneliti dari Universitas Queen di Kanada meminta sebanyak 39 mahasiswa untuk menirukan cara berjalan orang yang sedang mengalami depresi atau bahagia.
Selama itu, para peneliti memperlihatkan pada para partisipan ini daftar kata-kata positif dan negatif.
Tanpa sepengetahuan partisipan, peneliti memanipulasi cara berjalan mereka agar lebih bahagia atau justru lebih merasa depresi.
Caranya dengan meminta para partisipan menyesuaikan cara berjalan dengan alat ukur yang dimiliki peneliti.
Orang tertentu diminta untuk berjalan sesuai arahan alat ukur, misalnya berpindah ke kiri atau kanan, dan sebagainya. Bagi peneliti, setiap arah ini berhubungan dengan suasana hati.
Setelah itu, para partisipan diminta mengingat kata-kata sebanyak mungkin dari daftar yang sebelumnya telah diberikan peneliti.
Hasil penelitian menunjukkan, mereka yang telah dimanipulasi untuk berjalan dengan cara yang lebih tertekan mengingat lebih banyak kata-kata negatif.
Gaya berjalan seorang yang mengalami depresi di antaranya menggerakkan sedikit lengan dan bahu didorong ke depan.
Inilah yang mungkin menyebabkan perasaan depresi. Jadi untuk menghindari suasana tertekan, cobalah tarik bahu sedikit ke belakang dan berdirilah secara tegak.
Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa