Belitung (ANTARA) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mengharapkan tokoh agama dapat menjadi panutan dalam penerapan protokol kesehatan.
"Tokoh agama harus menjadi panutan dalam penerapan protokol kesehatan karena pandemi COVID-19 belum berakhir," kata Sekretaris MUI Belitung, Ramansyah di Tanjung Pandan, Selasa.
Menurut dia, tokoh agama yang merupakan panutan umat seharusnya memberikan contoh dalam mentaati aturan pemerintah dan fatwa ulama dalam penerapan protokol kesehatan guna mengantisipasi penyebaran COVID-19.
"Sehingga tidak terjadi kerumunan yang tidak memakai masker bahkan terkesan sewenang-wenang," ujarnya.
Ramansyah menambahkan, tokoh agama diharapkan juga dapat menjadi contoh terdepan dalam penerapan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 sehingga hal tersebut dapat dicontoh oleh para pengikutnya.
"Bagaimana umat akan menhikuti jika tokoh agamanya sangat abai dengan protokol kesehatan," katanya.
Selain itu, lanjut dia, umara (pemerintah) dan ulama telah sepakat atau satu bahasa dalam penanganan COVID-19 sehingga masyarakat diminta untuk menghindari perbedaan-perbedaan pandangan.
"Siapa lagi yang akan dihormati dan dijadikan panutan di negeri ini kalau bukan ulama dan umara," ujarnya.
Dirinya berharap setiap pelaksanaan kegiatan keagamaan yang mengumpulkan massa dalam jumlah banyak diharapkan dapat tetap mematuhi protokol kesehatan penanganan COVID-19.
"Apakah majelis taklim, tabligh akbar wajib menggunakan protokol kesehatan seperti mencuci tangan, memakai masker, menghindari kerumunan dan mengukur suhu tubuh (4M)," demikian Ramansyah.
MUI Belitung: tokoh agama harus jadi panutan penerapan protokol kesehatan
Selasa, 17 November 2020 14:57 WIB

Sekretaris MUI Belitung, Ramansyah (babel.antaranews.com/kasmono)