Satgas: 165 pasien di Babel sembuh dari COVID-19

Pangkalpinang (ANTARA) - Satgas Penanganan COVID-19 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyatakan ada tambahan sebanyak 165 pasien terkonfirmasi COVID-19 dinyatakan sembuh dari virus corona, sehingga kumulatif orang terbebas dari COVID-19 menjadi 5.737 jiwa.

"Alhamdulillah, hari ini 165 pasien sembuh dari COVID-19 sudah diperbolehkan pulang ke rumahnya masing-masing," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Provinsi Kepulauan Babel, Andi Budi Prayitno di Pangkalpinang, Sabtu.

Ia menjelaskan berdasarkan data terbaru pada Jumat (19/2) malam, pasien dinyatakan selesai isolasi atau sembuh dari COVID-19 sebanyak 5.737 (bertambah 165) tersebar di Kota Pangkalpinang 69 orang, Kabupaten Bangka 24, Bangka Tengah 48, Bangka Selatan 7, Belitung 9 dan Belitung Timur 8 orang.

"Dengan 165 orang hari ini yang selesai menjalani isolasi, maka persentase tingkat orang dinyatakan sehat dari COVID-19 menjadi 86,85 persen atau naik dibandingkan hari sebelumnya," katanya.

Ia mengatakan pasien meninggal dunia karena COVID-19 sebanyak 103 (bertambah 1), dalam isolasi/perawatan 766 (bertambah 85 - berkurang 166) dan kumulatif kasus konfirmasi 6.606 (bertambah 85) tersebar di Pangkalpinang 2.571 (bertambah 22), di Bangka 1.732 (bertambah 21), Bangka Tengah 1.075 (bertambah 8), Bangka Barat 315 (bertambah 1), Bangka Selatan 273 (bertambah 11), Belitung 390 (bertambah 8) dan Belitung Timur 250 (bertambah 14).

"Saat ini penambahan kasus baru didominasi klaster keluarga, kampung dan pesantren, sehingga beberapa desa, keluarga dan pesantren diterapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona ini," katanya.

Menurut dia, perlu dicatat bahwa progres dan capaian yang baik dalam penanganan COVID-19 tidak lain berkat kerja semua pihak serta kesadaran dan kepedulian dari masyarakat yang terus konsisten, terlibat dan memberi andil dalam pengendalian dan penanggulangan pandemi COVID-19 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

"Setiap pengabaian dan kelalaian dapat berdampak luas pada keselamatan jiwa sesama serta membuat proses dan capaian yang sudah tercipta dengan baik akan kembali tidak kondusif, dan mundur ke belakang," katanya.