Pangkalpinang (Antara Babel) - Permintaan ikan air tawar jenis patin di Balai Benih Ikan Lokal (BBIL) Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung masih nihil atau sama sekali belum ada karena kurangnya minat warga mengembangkan usaha ikan tersebut.
"Hingga kini permintaan petani ikan untuk bibit patin belum ada karena minat membudidayakannya masih kurang seiring tingkat konsumsi ikan tersebut juga rendah, namun pemijahan tetap dilakukan sebagai persiapan jika nantinya ada petani yang mengajukan permintaan," kata Kepala BBIL Pangkalpinang, Teguh Sutoto, Rabu.
Ia mengatakan, selama ini permintaan konsumen untuk patin masih rendah sehingga mempengaruhi keinginan petani untuk membudidayakan ikan tersebut karena kebanyakan petani mengembangkan usaha perikanan jika permintaan konsumen juga banyak.
"Saat ini petani lebih banyak mengajukan permintaan untuk ikan air tawar jenis nila karena permintaan konsumen juga tinggi," ujarnya.
Ia menjelaskan, pemijahan patin dilakukan secara semi alami dan dapat dipanen setelah enam bulan dengan berat mencapai 600-700 gram per ekor.
"Pemijahan semi alami itu dilakukan dengan cara menyuntik atau memasukkan hormon perangsang pada indukannya, sedangkan nila masih dilakukan dengan pemijahan secara alami dimana indukan digabung dalam suatu tempat atau wadah," ujarnya.
Menurut dia, mengembangkan usaha ikan air tawar itu cukup bagus untuk dijalani selain bercocok tanam atau pun menambang bijih timah, namun kebanyakan warga lebih memilih pekerjaan lain yang lebih cepat menghasilkan uang.
"Untuk meningkatkan kesejahteraan, warga sudah terbiasa dengan cara instan yang cepat menghasilkan uang banyak, misalnya menambang bijih timah," ujarnya.