Pangkalpinang (Antara babel) - Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyatakan nelayan di daerah itu lebih memilih menangkap udang dan rajungan karena nilai ekonomisnya lebih tinggi dibanding ikan.
"Berdasarkan pantauan petugas, kebanyakan nelayan di daerah ini lebih memilih menangkap udang dan rajungan. Selain nilai ekonomis yang lebih bagus, untuk menangkapnya juga tidak perlu berlayar jauh-jauh hingga ke tengah laut," kata Kabid Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pangkalpinang, Langkir Santoso di Pangkalpinang, Selasa.
Ia mengatakan, untuk menangkap ikan nelayan harus berlayar lebih jauh sehingga mengeluarkan modal yang cukup banyak dan menghabiskan waktu yang lebih lama, berbeda jika menangkap udang atau rajungan.
"Jika menangkap ikan mereka menghabiskan waktu berhari-hari bahkan ada yang sampai berminggu-minggu karena jauhnya pelayaran, sedangkan untuk menangkap udang atau rajungan cukup pada bagian tepi laut saja," ujarnya.
Menurut dia, yang perlu dijaga untuk mempertahankan kelestarian udang atau rajungan adalah keberadaan terumbu karang yang tidak boleh rusak. Terumbu karang yang terjaga dengan baik juga akan mengundang ikan-ikan untuk tetap bertahan di perairan daerah itu.
"Hewan-hewan laut banyak melakukan migrasi ke perairan lain karena kerusakan terumbu karang yang cukup parah, sehingga tidak ada lagi tempat untuk bernaung. Karenanya diimbau kepada nelayan agar tetap menjaga kelestarian terumbu karang," ujarnya.
Menurut dia, nelayan penangkap ikan juga terpaksa harus berlayar hingga ke tengah laut karena banyak terumbu karang yang rusak, selain juga karena air laut mulai tercemar.
"Kebanyakan nelayan yang merusak terumbu karang itu berasal dari luar daerah karena mereka menggunakan alat tangkap jenis pukat harimau," ujarnya.
