Jakarta (Antara Babel) - Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional (Lapan) Prof Thomas Djamaluddin mengatakan gelombang panas yang
sedang melanda sebagian wilayah India dan menewaskan banyak warganya
tidak akan mengarah ke Indonesia.
"Indonesia masih aman, gelombang panas tersebut tidak akan mengarah
ke Indonesia, karena dinamika atmosfer di sana dan di sini sudah
berbeda," kata Thomas usai penandatanganan kerja sama dengan beberapa
universitas nasional di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan Lapan terus memantau cuaca dan suhu dengan
penginderaan jarak jauh untuk mengantisipasi kemungkinan adanya potensi
bencana.
Gelombang panas akibat tiupan angin kontinental kering
yang melanda negara bagian Andhra Pradesh, Telangana dan Orissa di India
telah menewaskan hingga 2.207 orang sampai Sabtu (30/5). Kebanyakan
korban adalah para manula dan pekerja yang menderita karena dehidrasi.
Mei dan Juni adalah masa terpanas di India, dengan suhu bisa
mencapai 40 derajat Celcius lebih. Namun ahli meteorologi mengatakan
jumlah
hari dengan suhu sekitar 45 derajat Celcius terus bertambah selama 15
tahun belakangan.
Berita Terkait
Gunung Lewotobi Laki-laki muntahkan awan panas guguran
7 November 2024 11:10
Babel kemarin, pembangunan irigasi sumur tanah hingga imbauan perbanyak minum air putih
31 Oktober 2024 00:39
Dinkes Belitung imbau masyarakat perbanyak minum air putih hadapi cuaca panas
30 Oktober 2024 13:04
Pratinjau Liverpool vs Chelsea: selalu panas dan sengit
20 Oktober 2024 18:04
September 2024 jadi terpanas kedua dalam sejarah Eropa dan dunia
9 Oktober 2024 13:58
BMKG: Indonesia rasakan fenomena Equinox dua kali dalam setahun
26 September 2024 18:02
Waspadai suhu panas maksimum 37 derajat celcius
25 September 2024 14:16
Mengetahui masalah kulit saat cuaca panas dan cara pencegahannya
25 September 2024 12:21