Koba, Babel, (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mendorong kelompok pembudidayaan ikan (Pokdakan) menggunakan pakan mandiri, untuk menekan biaya produksi.
"Dengan kondisi harga pakan atau pelet saat ini terus naik, maka kami dorong warga menggunakan pakan mandiri atau pakan rakyat," kata Kepala Bidang Perikanan Budidaya pada Dinas Perikanan Bangka Tengah, Chazwir Chadir di Koba, Senin.
Ia menjelaskan, penggunaan pakan mandiri mampu menurunkan biaya produksi hingga 30 persen karena pembudidaya bisa lebih mempercepat masa panen.
"Selain itu, kami juga mendorong para pembudidaya untuk menggunakan benih yang lebih besar guna memangkas lamanya waktu pemeliharaan, sehingga dipastikan biaya produksi juga dapat ditekan," ujarnya.
Ia mengatakan, pakan mandiri biayanya jauh lebih murah sehingga para pembudidaya bisa mengimbangi tingginya harga pakan yang dijual di pasar saat ini.
"Kita juga menyediakan berbagai jenis bibit ikan air tawar di BBI dan di sejumlah UPR yang tersebar pada setiap kecamatan," katanya.
Sementara itu Ketua Pokdakan Kencana Sejahtera, Ari Arpandi mengatakan kenaikkan harga pakan atau pelet ikan budi daya sudah terjadi sejak Januari 2022.
"Apalagi sekarang ini kebutuhan pakan sangat tinggi karena usia produksi ikan yang sudah memasuki masa panen," katanya.
Ia mengatakan, lele yang diproduksi ini memang 100 persen murni mengandalkan pakan jenis pelet dan tidak ada pakan yang lain.
"Kalau sekarang ini kebutuhan pelet kita per hari bisa mencapai 20 kilogram karena memang sudah memasuki usia panen dan kondisi usia lele seperti sekarang ini memang sedang tinggi-tingginya," ujarnya.