Pangkalpinang (Antara Babel) - Permintaan benih ikan air tawar di Balai Benih Ikan Lokal (BBIL) Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung, berkurang karena musim kemarau yang terjadi di daerah itu sehingga petani mulai mengurangi pemeliharaan ikan tersebut.
"Musim kemarau yang terjadi saat ini berdampak pada permintaan ikan tawar karena petani mulai membatasi pemeliharaan ikan itu untuk mencegah kerugian akibat air kolam ikan yang menyusut," kata Kepala BBIL Pangkalpinang Teguh Sutoto di Pangkalpinang, Senin.
Ia menjelaskan, petani ikan air tawar yang memelihara ikan di daerah dataran tinggi hanya mengandalkan air hujan untuk mengisi air kolam yang mulai kering.
Sementara petani ikan air tawar di dataran rendah atau kolam yang masih memiliki air mulai membatasi pemeliharaan ikan karena kondisi air kolam mereka mulai menyusut dan kurang baik untuk pembesaran ikan.
"Diperkirakan permintaan benih ikan tawar akan terus menurun hingga berakhirnya musim kemarau," katanya.
Ia mengatakan, biasanya permintaan bibit ikan meningkat ketika memasuki musim hujan karena sirkulasi air yang lebih bagus.
"Biasanya permintaan petani ketika musim hujan lebih banyak dan hal itu cukup membuat kami kewalahan karena benih ikan yang tersedia terbatas sehingga tidak semua permintaan itu dapat terpenuhi, selain itu perkembangbiakan ikan tersebut masih dilakukan secara alami," katanya.
Selain itu, berkurangnya permintaan juga karena sebagian besar petani ikan tawar di daerah itu mulai berhasil dalam mengembangkan usaha ikan itu dan berhasil melakukan pembibitan mandiri dan kemudian menolong petani lainnya yang membutuhkan benih ikan tersebut.
Menurut Teguh, usaha ikan tawar itu cukup baik untuk dijalani mengingat masih tingginya nilai jual ikan namun kebanyakan warga lebih memilih pekerjaan lain yang lebih cepat menghasilkan uang.
"Untuk meningkatkan kesejahteraan, warga sudah terbiasa dengan cara instan yang cepat menghasilkan uang banyak, misalnya menjadi kuli bangunan dan lainnya," ujarnya.