Pangkalpinang (Antara Babel) - Hasil petani ikan tawar di Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung, mulai mengalami penurunan karena jumlah pembudidaya berkurang selama kemarau.
"Secara umum pembudi daya ikan tawar selama kemarau mulai berkurang seiring pembenihan yang juga mengalami penurun akibat kurangnya peersediaan air kolam," kata Kepala Balai Benih Ikan Lokal Pangkalppinang Teguh Sutoto di Pangkalpinang, Selasa.
Ia mengatakan kemarau yang terjadi mengakibatkan kekeringan kolam petani sehingga berdampak langsung terhadap penurunan hasil panen petani.
"Berkurangnya hasil panen itu mengakibatkan pedagang sulit mendapatkan pasokan yang cukup untuk memenuhi permintaan konsumen sehingga berdampak terhadap harga yang bertahan tinggi, lele Rp25 per kilogram dan nila Rp48 ribu per kilogram," katanya.
Menurut dia, faktor cuaca sangat mempengruhi usaha perikanan itu terutama dalam upaya membesarkan benih, jika tidak teliti maka hasil yang didapat tidak akan maksimal.
"Sekarang untuk mendapatkan benih lele saja cukup susah karena pembenihnya mulai berkurang, demikian juga dengan ikan tawar jenis lainnya," ujarnya.
Selanjutnya, kata dia, untuk permintaan benih di BBIL juga mulai berkurang karena petani mulai mengurangi pemeliharaan ikan tersebut.
"Petani mulai membatasi pemeliharaan ikan itu untuk mencegah kerugian akibat air kolam ikan yang menyusut selama kemarau ini," katanya.