Sungailiat (Antara Babel) - Bupati Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Tarmizi Saat mengatakan tradisi "nganggung" yang dilestarikan masyarakat daerah itu menjadi media untuk menjalin silaturahim antarwarga dalam mempererat tali persaudaraan dan juga sebagai wujud gotong royong.
"Tradisi 'nganggung' ini juga dapat meningkatkan rasa kebersamaan di antara masyarakat sehingga semakin mempererat tali persaudaraan agar tetap harmonis," kata bupati di Sungailiat, Kamis.
Ia mengatakan, tradisi "nganggung" dilakukan untuk menyambut datangnya hari besar keagamaan, menghormati orang yang meninggal dunia atau menyambut tamu besar.
"Selain itu tradisi ini juga dilakukan pada saat perayaan hari besar agama Islam seperti perayaan Muharram, Lebaran, Maulid, Isra Mi'raj dan menyambut datangnya tamu-tamu besar," ujarnya.
Ia mengatakan, meski dihadapkan dengan derasnya hantaman zaman, tradisi tersebut masih berlanjut dan diapresiasi masyarakat.
"Kegiatan ini sangat unik dan menarik, apalagi masyarakat terlihat lebih kompak dalam kebersamaan," ujarnya.
Menurut dia, "nganggung" merupakan rangkaian kegiatan yang mencerminkan nilai-nilai kebersamaan dan saling membantu antarwarga dalam suatu desa atau kampung.
"Tradisi ini masih melekat di dalam kehidupan bermasyarakat bukan hanya di Kabupaten Bangka tetapi hampir semua lapisan masyarakat di Babel juga banyak yang melestarikan tradisi yang sama," katanya.
Ia menjelaskan, tradisi "nganggung" merupakan sebuah kegiatan membawa dulang berisi makanan ke masjid-masjid atau langgar yang dilakukan semua elemen masyarakat dari yang kaya sampai yang miskin tergantung kemampuan ekonomi yang dimiliki.
"Kegiatan ini tidak memaksa dan mewajibkan seluruh masyarakat harus ikut serta, tetapi kita kembalikan tergantung kemampuan ekonomi masing-masing," katanya.